DUBAI - Sebuah emirat di Uni Emirat Arab (UEA), salah satu dari sedikit negara Arab yang memiliki hubungan resmi dengan Israel, melarang kembang api pada Malam Tahun Baru tahun ini sebagai ekspresi solidaritas terhadap rakyat Gaza.
Keputusan tersebut diumumkan melalui postingan Facebook oleh polisi Sharjah, yang memperingatkan pada Selasa, (26/12/2023), bahwa tindakan hukum akan diambil terhadap mereka yang terbukti melanggar larangan tersebut.
Larangan tersebut merupakan “ekspresi tulus solidaritas dan kerja sama kemanusiaan dengan saudara kita di Jalur Gaza,” kata polisi Sharjah dalam postingan tersebut sebagaimana dilansir Reuters.
Sharjah adalah emirat terbesar ketiga di UEA berdasarkan ukuran dan populasi setelah Abu Dhabi dan Dubai. Ada tujuh emirat yang membentuk negara Teluk ini.
UEA menjalin hubungan dengan Israel pada 2020 dalam sebuah langkah yang membuka jalan bagi negara-negara lain untuk membangun hubungan dengan Israel.
Namun kekuatan regional Teluk telah berulang kali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang di Gaza, dan mengutuk pemboman dan invasi Israel ke wilayah tersebut.
Mereka juga mengecam Hamas atas serangan 7 Oktober yang memicu perang dan menyerukan pembebasan sandera yang disandera di Gaza pada hari itu oleh kelompok Islam Palestina.
Keputusan Sharjah mengenai pesta kembang api pada Malam Tahun Baru tampaknya hanya terbatas pada satu emirat tersebut, karena perayaan publik terus diiklankan di emirat lain di negara tersebut.
Pertunjukan kembang api Malam Tahun Baru di UEA biasanya diadakan di Dubai, emirat terpadat di negara itu dan pusat pariwisata regional, berpusat di sekitar landmark seperti Burj Khalifa dan pulau buatan berbentuk pohon palem, Palm Jumeirah.
(Rahman Asmardika)