TPN Minta TNI-Polri Investigasi Pengeroyokan yang Tewaskan Relawan Ganjar-Mahfud

Widya Michella, Jurnalis
Sabtu 30 Desember 2023 22:56 WIB
Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis (Foto: Widya Michella)
Share :

JAKARTA - Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis meminta kepolisian dan TNI untuk menginvestigasi kematian satu orang relawan akibat tindak kekerasan yang diduga dilakukan oknum pendukung pasangan calon (paslon) lain.

Dia melaporkan sejumlah relawan mengalami tindak kekerasan oleh pendukung dari paslon capres lain saat hadir dalam sebuah acara relawan di Boyolali, Jawa Tengah dan Klaten, Yogyakarta. Adapun tindak kekerasan itu menyebabkan satu orang meninggal dan 4 lainnya luka berat.

"Kami ingin minta investigasi kepada kepolisian dan TNI karena kami sangat prihatin dan sangat sedih dan tidak bisa membayangkan. Apakah kita akan punya pemilu dan pilpres yang damai kalau keadaan semacam ini terus berlanjut apalagi bereskalasi. Jadi ini tidak bisa dibiarkan," kata Todung saat ditemui wartawan sebelum Konsolidasi Nasional TPN Ganjar-Mahfud yang mengusung tema 45 Hari Menuju Kemenangan di Ballroom, Djakarta Theater, Sabtu (30/12/2023).

Ia mengatakan, satu orang meninggal dunia berasal dari Klaten, Yogyakarta dan meninggal di rumah sakit. "Yang meninggal dunia ini adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud dan yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas oknum paslon yang lain," katanya.

Sedangkan 4 korban luka-luka konon akibat penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI yang dilakukan di pos TNI setempat. Jika benar terjadi, dia meminta kepada panglima TNI menindak tegas dan mempertanggungjawabkan tindakan tersebut.

"Kalau itu benar kami ingin minta ke panglima TNI ambil tindakan tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," kata dia.

Menurutnya, hal tersebut tidak dapat dibenarkan, karena rakyat kata Todung ingin pemilu yang damai, tertib dan sesuai aturan. Dengan demikian, semua brutalitas dan tindakan kekerasan yang dilakukan itu jelas melanggar hukum.

"Itu tidak bisa kita terima dan kita akan memproses ini secara hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Brutalitas ini membahayakan, kekerasan ini membahayakan pemilu kita karena ini menimbulkan iklim ketakutan dan kita tidak boleh membiarkan ini," katanya.

Terakhir, dia meminta agar semua kontestan di Pilpres 2024 dapat menghormati hukum dan aturan yang berlaku.

"Kita minta kepada semua konsestan pilpres untuk betul betul menghormati hukum dan tidak main kekerasan dan tunduk pada aturan main yang berlaku," tuturnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya