SEOUL- Pemimpin oposisi Korea Selatan Lee Jae-myung ditikam di leher saat berkunjung ke kota Busan di selatan pada Selasa, (2/1/2024). Lee diterbangkan ke rumah sakit universitas untuk meneriman perawatan, kata pejabat partai dan pemadam kebakaran.
Lee, yang kalah tipis dalam pemilihan presiden tahun 2022, dalam keadaan sadar dan diterbangkan ke Universitas Nasional Seoul di ibu kota setelah menerima perawatan darurat di Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan, kata juru bicara partai Kwon Chil-seung.
Pemindahan ke Seoul dimungkinkan setelah staf medis menentukan kondisinya tidak mengancam jiwa berdasarkan perawatan darurat dan CT scan, kata seorang pejabat Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan kepada Reuters.
Kwon, berbicara di luar rumah sakit segera setelah Lee diterbangkan dengan helikopter, mengatakan staf medis Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan mencurigai adanya kerusakan pada vena jugularis yang membawa darah dari kepala ke jantung.
“Ada kekhawatiran akan terjadi pendarahan besar atau pendarahan tambahan, menurut staf medis,” kata Kwon sebagaimana dilansir Reuters.
Serangan yang dilakukan oleh penyerang, terlihat dalam rekaman video dan foto, terjadi dengan cepat ketika Lee sedang berkeliling di lokasi rencana bandara di Busan.
Pria tersebut - yang tampak berusia 50-an atau 60-an dan mengenakan mahkota kertas dengan nama Lee di atasnya - mendekat dan meminta tanda tangan ketika Lee berbicara di antara kerumunan pendukung dan wartawan, kemudian menerjang ke depan dan menyerangnya, menurut rekaman video.
Tayangan televisi dan klip video di platform media sosial X menunjukkan pria itu menerjang dengan tangan terentang dan menikam leher Lee, kekuatan serangan tersebut mendorong Lee mundur ke kerumunan di belakangnya.
Lee meringis dan terjatuh ke tanah.
Foto-foto berita menunjukkan Lee terbaring di tanah dengan mata tertutup dan berdarah, dan orang-orang menempelkan sapu tangan ke lehernya.
Penyerang dengan cepat dapat ditundukkan oleh sejumlah pria termasuk petugas polisi, menurut rekaman tersebut.
Dia menolak menjawab pertanyaan polisi tentang motifnya, lapor harian Busan Ilbo.
Lee, mantan gubernur provinsi Gyeonggi, kalah tipis dari Yoon yang konservatif, mantan kepala jaksa, dalam pemilihan presiden tahun 2022. Ia memimpin partai oposisi utama sejak Agustus 2022.
Lee saat ini diadili atas tuduhan suap yang berasal dari proyek pembangunan ketika dia menjadi walikota Seongnam dekat Seoul. Dia membantah melakukan kesalahan apa pun.
Korea Selatan memiliki sejarah kekerasan politik meskipun menerapkan pembatasan ketat terhadap kepemilikan senjata. Ada kehadiran polisi di acara-acara besar tetapi para pemimpin politik biasanya tidak berada dalam perlindungan keamanan yang ketat.
Pendahulu Lee, Song Young-gil, diserang pada 2022 di sebuah acara publik oleh seorang penyerang yang mengayunkan benda tumpul ke kepalanya, menyebabkan luka robek.
Pemimpin partai oposisi konservatif Park Geun-hye, yang kemudian menjabat sebagai presiden, ditikam di sebuah acara pada 2006 dan menderita luka di wajahnya sehingga memerlukan operasi.
Ayahnya, Park Chung-hee, yang menjadi presiden selama 16 tahun setelah mengambil alih kekuasaan melalui kudeta militer, ditembak dan dibunuh oleh kepala mata-matanya yang tidak puas pada 1979 saat makan malam pribadi sambil mabuk.
Pada 2015, duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Korea Selatan saat itu, Mark Lippert, diserang oleh seorang penyerang saat menghadiri acara publik, dan menderita luka besar di wajahnya.
(Rahman Asmardika)