ISRAEL - Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa penjualan senjata meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2014. Dalam tiga tahun terakhir mengalami lonjakan hingga 50%.
Perang Rusia - Ukraina juga berdampak pada peningkatan permintaan senjata buatan Israel di Eropa. Empat negara Arab yakni Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain, Sudan, dan Maroko telah menandatangani perjanjian yang disponsori Amerika Serikat (AS) untuk menormalisasikan hubungan dengan Israel. Dari sinilah keempat negara Arab tersebut membuat permintaan signifikan terhadap senjata Israel.
Berdasarkan data yang diberikan Anadolu Agency, ekspor negara Israel ke empat negara Arab pada 2022 telah mencapai USD3 miliar atau sekitar Rp46,5 triliun.
Melansir The Cradle, Israel mengekspor produk pertahanan senilai USD12,556 miliar atau sekitar Rp194,9 triliun tahun 2022, jumlah terbesar yang pernah ada, dengan mitra Arab baru di bawah Abraham Accords yang disponsori AS menguasai hampir seperempat dari total ekspor produk tersebut.
Kementerian tersebut menyatakan bahwa Asia dan Pasifik menyumbang 30 persen dari ekspor pertahanan Israel, Eropa 29 persen, dan Amerika Utara 11 persen. Selain itu, 24 persen penjualan senjata ditujukan ke negara-negara Arab yang telah menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Pada tahun 2020, UEA dan Bahrain menandatangani Perjanjian Abraham, yang dipromosikan oleh Gedung Putih Trump sebagai sebuah langkah dalam perdamaian Arab-Israel, meskipun telah melakukan segala upaya untuk menyelesaikan pendudukan Israel di Palestina.
Berikut 3 senjata Israel paling laku di dunia menurut Anadolu Agency.
1. Drone
Israel juga memiliki drone yang laris manis ke negara lain. Namun, Azerbaijan tercatat membeli drone senjata Israel pada tahun 2020, yang digunakan untuk menyerang sasaran Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh.
Pada tahun 2019, Israel menjual setidaknya seribu drone mini senilai USD153 juta atau sekitar Rp2,3 triliun. Mini drone yang dimaksud adalah jenis THOR dan UAV.
2. Sistem pertahanan Iron Dome
Iron Dome atau Kubah Besi dirancang untuk melindungi Israel dari masuknya senjata jarak pendek dan dapat beroperasi di segala kondisi cuaca. Iron Dome melacak rudal dengan radar dan dapat mengetahui senjata mana yang dapat mengenai pemukiman dan mana yang tidak.
Iron Dome sendiri dijual ke beberapa negara, antara lain Inggris, Kanada, Slovakia, dan Republik Ceko. Selama invasi Rusia ke Ukraina saat ini, banyak negara Eropa termasuk Jerman, khawatir dengan keamanan nasional mereka, sehingga mereka sibuk menargetkan Iron Dome sebagai sistem keamanan.
Namun, Israel tidak menjual Iron Dome kepada pihak lawan. Bahkan, Ukraina mengajukan permintaan untuk membeli Iron Dome.
3. Rudal
Rudal, roket, dan sistem pertahanan udara merupakan senjata-senjata buatan Israel yang paling banyak diekspor. Total nilainya akan meningkat menjadi 20 persen pada tahun 2021. Nilai total perdagangan senjata Israel adalah USD11,3 miliar atau sekitar Rp175,2 triliun.
Salah satu rudal yang dijual adalah rudal anti-tank Spike-MR/LR. Polandia membeli rudal tersebut seharga USD152 juta atau sekitar Rp2,3 triliun dan sebagian produksinya dilakukan di Polandia.
Rudal jarak jauh Spike ini juga dibeli Amerika Serikat (AS) bersama dengan 2 baterai Iron Dome senilai USD400 juta atau sekitar Rp6,2 triliun. Sementara Italia membeli rudal Spike dan peluncur roket dari Israel.
(Susi Susanti)