"Menurut panjenengan pembagian BLT itu sudah tepat sasaran belum? Kenapa? Kalau kita tidak menyelesaikan di sisi ujungnya, Bapak Ibu ya ora bisa di ujungnya apa dan maka saya bilang Sudahlah daripada kartunya banyak jadikan satu aja pakai KTP Sakti aja," lanjutnya.
"Saya tidak menduga loh ya waktu tim kita berbicara bisa ditanya konsepnya apa agar bisa tepat sasaran. Semua perencanaan kita basisnya adalah data, semakin datanya baik maka perencanaan kita akan semakin baik, di luar dugaan ternyata seluruh Indonesia KTP Sakti itu paling gampang dicerna oleh mereka, karena mereka datanya akan masuk, itu surprise saja buat saya," kata Ganjar.
"Tapi di atas KTP sakti ternyata ada satu program Ganjar-Mahfud yang menarik untuk masyarakat, yaitu satu keluarga miskin satu sarjana," pungkasnya.
(Awaludin)