JAKARTA - Selama 80 tahun, dolar Amerika Serikat telah mendominasi semua mata uang lainnya. Namun sekelompok negara berkembang yang bosan dengan kehadiran negara-negara Barat dalam tata kelola dan keuangan global bertekad untuk menghilangkan hambatan tersebut.
Dalam pidato virtual KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa proses de-dolarisasi “tidak dapat diubah” dan “semakin cepat”, BRICS, yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan menjadi salah satu pendorong upaya de-dolarisasi ini.
Dolar telah menjadi mata uang cadangan utama dunia sejak akhir Perang Dunia II, dan diperkirakan digunakan di lebih dari 80 persen perdagangan internasional.
Awal tahun ini, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mempertanyakan mengapa semua negara harus mendasarkan perdagangan mereka pada dolar, dan sebelum itu, seorang pejabat tinggi Rusia menyatakan bahwa kelompok BRICS berupaya menciptakan mata uangnya sendiri.
Seruan untuk beralih secara global dari dominasi dolar bukanlah hal yang baru, dan juga tidak hanya terjadi di BRICS, namun para ahli mengatakan pergeseran geopolitik baru-baru ini dan meningkatnya ketegangan antara Barat, Rusia, dan Tiongkok telah menjadikan seruan tersebut mengemuka.