IRAK – Amerika Serikat (AS) mengatakan pasukannya telah melakukan serangan di Irak terhadap tiga fasilitas yang digunakan oleh milisi yang didukung Iran.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan serangan proporsional tersebut menargetkan kelompok milisi Kataib Hizbullah dan kelompok lain yang berafiliasi dengan Iran.
Dia mengatakan serangan presisi tersebut merupakan respon langsung terhadap serangan terhadap AS dan sekutu koalisinya di Irak dan Suriah.
Sejumlah personel militer AS terluka dalam serangan rudal terhadap pangkalan udara di Irak barat pada pekan lalu.
Komando Pusat militer AS (CentCom) mengatakan pada saat itu bahwa milisi yang didukung Iran menargetkan pangkalan udara Al Asad, yang menampung pasukan Amerika, dengan rudal balistik dan roket.
Sebuah kelompok yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Menurut Institute for Near East Policy yang berbasis di Washington AS, kelompok itu muncul pada akhir 2023 dan terdiri dari beberapa kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Iran dan beroperasi di Irak. Mereka telah mengklaim serangan lain terhadap pasukan AS dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam sebuah pernyataan, Austin memuji profesionalisme personel militer AS dalam merencanakan dan melakukan serangan pada Rabu (24/1/2024) di Irak sebagai bagian dari upaya untuk lebih membongkar dan menghancurkan kelompok Negara Islam atau ISIS.
Austin menekankan bahwa dia dan Presiden AS Joe Biden tidak akan ragu mengambil tindakan yang diperlukan untuk membela kepentingan AS.
“Kami sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna melindungi warga dan fasilitas kami. Kami menyerukan kepada kelompok-kelompok ini dan sponsor mereka di Iran untuk segera menghentikan serangan-serangan ini,” katanya.
Dalam pernyataan terpisah, CentCom mengatakan serangan hari Rabu di Irak dilakukan pada pukul 00:15 waktu setempat (21:15 GMT Selasa) sebagai tanggapan atas serangan – antara lain – terhadap pangkalan udara Al Asad di Irak barat pada tanggal 20 Januari.
“Serangan ini menargetkan markas, penyimpanan, dan lokasi pelatihan [Kataib Hizbullah] untuk roket, rudal, dan kemampuan serangan UAV satu arah,” kata CentCom.
Militer AS tidak memberikan rincian mengenai lokasi fasilitas milisi yang menjadi sasaran di Irak.
Sebelumnya, serangan pada Sabtu (20/1/2024) terhadap pangkalan udara Al Asad terjadi setelah serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad awal bulan ini yang menewaskan seorang pemimpin milisi pro-Iran.
Pasukan AS di Irak dan Suriah telah diserang puluhan kali oleh militan yang bersekutu dengan Iran sejak perang Israel-Gaza dimulai pada Oktober tahun lalu.
Militer AS dan sekutunya – termasuk Inggris – juga telah melakukan intervensi untuk menghentikan serangan rudal Houthi terhadap pelayaran internasional di Laut Merah.
Washington dan London telah melakukan serangan terhadap Houthi, kelompok pemberontak dukungan Iran yang menguasai sebagian besar wilayah barat Yaman.
Seperti diketahui, militer Iran telah melakukan sejumlah serangan rudal selama seminggu terakhir terhadap sasaran di Suriah, Irak dan Pakistan.
Pada Sabtu 920/1/2024) lalu, Iran menuduh Israel melakukan serangan udara di ibu kota Suriah, Damaskus, yang menewaskan lima anggota senior pasukan keamanan Iran.
(Susi Susanti)