Milisi Paling Kuat di Irak Kataib Hizbullah Mendadak Hentikan Operasi Militer Lawan Pasukan AS

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 31 Januari 2024 14:17 WIB
Kataib Hizbullah mendadak hentikan operasi militer lawan pasukan AS (Foto: Reuters)
Share :

IRAK - Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, milisi paling kuat yang didukung Iran di Irak, Kataib Hizbullah, pada Selasa (30/1/2024) mengumumkan penangguhan operasi militernya terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut. Keputusan ini diambil dua hari setelah serangan drone atau pesawat tak berawak menewaskan tiga anggota militer AS dan melukai puluhan lainnya.

“Kami mengumumkan penangguhan operasi militer dan keamanan terhadap pasukan pendudukan (pasukan AS) – untuk mencegah rasa malu bagi pemerintah Irak,” kata Kataib Hezbollah dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN.

“Kami akan terus membela rakyat kami di Gaza dengan cara lain, dan kami merekomendasikan kepada Mujahidin Brigade Hizbullah Merdeka yang pemberani untuk [melakukan] pertahanan pasif (sementara) jika ada tindakan permusuhan Amerika yang terjadi terhadap mereka,” lanjutnya.

Kelompok ini dianggap sebagai faksi bersenjata paling kuat dalam Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok payung milisi yang didukung Iran di negara tersebut. AS menganggap Iran bertanggung jawab mempersenjatai dan mendukung kelompok-kelompok ini dan secara khusus menyebut Kataib Hizbullah sebagai pihak yang kemungkinan melakukan serangan mematikan pada Minggu (28/1/2024).

Kataib Hizbullah juga berusaha menjauhkan Iran dari serangan yang mereka lakukan hampir setiap hari di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober, dengan mengatakan bahwa mereka melakukan serangan atas kehendak mereka sendiri, dan tanpa campur tangan pihak lain.

“Sebaliknya, saudara-saudara kita di poros – terutama di Republik Islam – tidak tahu bagaimana kita melakukan jihad, dan mereka sering menolak tekanan dan eskalasi terhadap pasukan pendudukan Amerika di Irak dan Suriah,” tambah kelompok tersebut dalam pernyataannya.

Ditanya tentang pernyataan tersebut, sekretaris pers Pentagon Mayjen Pat Ryder angkat bicara dalam pengarahan pada Selasa (30/1/2024).

“Kami telah melihat laporan-laporan tersebut. Saya tidak punya komentar khusus untuk diberikan selain tindakan yang berbicara lebih keras daripada kata-kata,” terangnya.

“Saya rasa kita tidak bisa lebih jelas lagi bahwa kita telah meminta kelompok proksi Iran untuk menghentikan serangan mereka. Mereka belum melakukan. Jadi kami akan merespons pada waktu dan cara yang kami pilih,” lanjutnya.

Ryder mengatakan dia mengetahui adanya tiga serangan sejak serangan pesawat tak berawak mematikan yang menewaskan tiga anggota militer AS di Yordania.

Seperti diketahui, AS telah melakukan serangkaian serangan di Irak dan Suriah sejak dimulainya perang di Gaza yang menargetkan Kataib Hizbullah dan kelompok lain sebagai tanggapan atas serangan terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Meski begitu, serangan masih terus terjadi. Pasukan AS di Timur Tengah telah diserang sekitar 166 kali sejak Oktober 2023.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya