AS Tegaskan Serangan Terhadap Sasaran yang Didukung Iran di Irak dan Suriah Baru Dimulai

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 05 Februari 2024 07:57 WIB
AS tegaskan serangan ke sasaran Iran di Irak dan Suriah baru dimulai (Foto: Centcom/Handout)
Share :

IRAN Gedung Putih telah memperingatkan bahwa serangan udara terhadap sasaran-sasaran yang didukung Iran di Irak dan Suriah baru saja dimulai dan bukan akhir terkait respons terhadap Iran.

Penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan kepada media Amerika Serikat (AS) pada Minggu (4/1/2024) bahwa akan ada langkah-langkah lebih lanjut.

“Washington yakin serangan itu memiliki dampak baik dalam menurunkan kemampuan milisi,” kata Sullivan pada Minggu (4/2/2024).

Dia mengatakan AS tidak berniat melancarkan kampanye militer tanpa batas di Timur Tengah, namun siap menghadapi apa pun yang didatangi kelompok mana pun.

Namun Sullivan menolak mengatakan apakah AS telah mengesampingkan serangan di Iran.

Hal ini terkait dengan respons AS terkait kematian tiga tentara dalam serangan pesawat tak berawak musuh di pangkalan militer di Yordania pekan lalu.

Meskipun Iran menyangkal keterlibatannya, namun afiliasinya, Perlawanan Islam di Irak, telah mengaku bertanggung jawab.

AS menuduh Teheran mempunyai “sidik jari” dalam serangan itu dan mengatakan pesawat tak berawak itu buatan Iran.

Dalam sebuah surat kepada Kongres pada Minggu (4/2/2024) yang berdasarkan undang-undang harus dikirim dalam waktu 48 jam setelah aksi militer, Presiden Joe Biden mengatakan serangan balasan pada Jumat (2/2/2024) telah menargetkan fasilitas yang digunakan oleh angkatan bersenjata Iran yakni Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan kelompok milisi yang terkait dengan IRGC.

IRGC diyakini telah mempersenjatai, mendanai dan melatih Perlawanan Islam di Irak.

Biden mengatakan situs tersebut mencakup situs-situs yang digunakan untuk komando dan kendali, penyimpanan senjata, pelatihan, dukungan logistik, dan tujuan lainnya.

Dan dia menambahkan bahwa serangan tersebut bertujuan untuk mencegah kelompok-kelompok ini melakukan serangan lebih lanjut, dan dilakukan dengan cara untuk membatasi risiko eskalasi dan menghindari korban sipil.

Dia juga mengatakan bahwa dia akan mengarahkan tindakan tambahan, termasuk terhadap IRGC dan personel serta fasilitas yang berafiliasi dengan IRGC, jika diperlukan.

Serangan udara pada Jumat (2/2/2024) di Irak dan Suriah diikuti pada Sabtu (3/2/2024) dengan serangan gabungan dengan Inggris terhadap 36 sasaran Houthi di Yaman.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya