MALAYSIA - Indonesia memiliki 3 choke point atau 'titik kemacetan', yang pada dasarnya menjadi jalur pelayaran sempit, dengan lalu lintas yang tinggi.
Salah satu choke point yang terkenal yakni Selat Malaka, yang telah menjadi poros maritim dunia. Melansir Marine Insight, Selat Malaka menjadi salah satu jalur pelayaran paling strategis di dunia.
Mengapa Selat Malaka bisa ramai dilewati kapal-kapal? Hal tersebut dikarenakan adanya sejarah terkait masa keemasan Kesultanan Malaka, yang juga menjadi saksi berkembangnya identitas Melayu.
Sejak abad pertengahan, selat ini penting sebagai jalur perdagangan dan perjalanan. Pada abad ke-14 hingga awal abad ke-15 masa Kesultanan Malaka menamai jalur ini sebagai 'Malaka'.
Tidak hanya sebagai pusat perdagangan, Malaka juga berkembang sebagai pusat pembelajaran dan penyebaran seni serta kebudayaan.
Mengutip Wikipedia, Selat Malaka menjadi jalur perekonomian negara-negara Asia yakni India, Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, China, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan (Korsel).
Kendati demikian, selat ini dikenal sebagai wilayah paling rawan di dunia. Hal ini dikarenakan banyaknya insiden pembajakan, yang menjadi ancaman bagi pelaut yang melintas.
Pada 2022, Kamar Dagang Internasional memberi 37 laporan terkait pembajakan dan perampokan bersenjata terhadap kapal. Sebagian besar kecelakaan tersebut terjadi di perairan Asia Tenggara.
Walaupun demikian, Selat Malaka terus memainkan peran penting dalam pelayaran global, khususnya perdagangan energi, seiring perkembangan globalisasi yang mendorong pasar global semakin terintegrasi, berdasarkan ICAS.
(Susi Susanti)