Ganjar: Ada Aktor Bagus, Sudah Duduk Kepleset Juga

Irfan Ma'ruf, Jurnalis
Jum'at 09 Februari 2024 04:25 WIB
Ganjar Pranowo (Foto: istimewa)
Share :

JAKARTA - Calon Presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengatakan upaya untuk mengembangkan ekonomi nusantara yang diusung Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nasional, bisa terwujud tergantung dengan niat dari pemerintah untuk merealisasikannya.

Pernyataan itu menanggapi terkait usulan Walhi yang disampaikan kepada Ganjar, ternyata sudah 9 tahun lalu disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendapatkan masukan soal ekonomi nusantara

“Ya karena enggak terwujud (Era Jokowi), makanya diundang lagi. Harapannya kan berharap pada pemimpin-pemimpin berikutnya yang memimpin. Kan tidak bisa kemudian Walhi menangani sendiri enggak mungkin kan,” kata Ganjar di Markas Walhi, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).

Karena itu, Ganjar menilai kunci merealisasikan usulan Walhi dengan memanfaatkan potensi rempah sebagai ekonomi nasional, bisa terwujud tergantung komitmen dari pemerintah selaku pemegang regulasi.

“Ada kadang kadang kelembagaan bagus akan, sistemnya akan bagus. Aktornya jelek bengkok. Belum kalau kemudian itu dititipi a, b, c, d, begitukan ceritanya,” ujar Ganjar.

Ganjar pun mengakui acap kali pemimpin akan lupa dengan komitmennya ketika telah mendapati kekuasaan. Ketika telah berada dalam posisi nyaman, sehingga janjinya ada yang terlupakan bahkan tidak direalisasikan.

“Ada kok aktor yang bagus, sudah duduk kepleset juga dia kan, terlibat problem. Ada yang aktivis sama, dulu teriak KKN umpama gitu pas dia duduk disitu ko asik ya, enak juga ya. Nah, jadi kenapa tidak jalan tidak akan ada yang jalan 100 persen seperti mimpi kita. Tapi jangan terlalu jauh,” ujarnya.

“Mesti ada improvement yang makin bagus untuk bisa memperbaiki situasi dimana hari ini saya datang (ke Walhi) kita ngobrol kita diskusi dengan harapan,” tambahnya.

Semisal, Ganjar menanggapi soal masukan Walhi yang sudah disampaikan ke Presiden Jokowi 9 tahun lalu perihal kritik terhadap ekonomi ekstraktif seperti tambang dan sawit yang memberikan dampak lingkungan sangat besar.

“Jadi kenapa kemarin enggak jalan karena macem-macem, umpama tadi kalau kita bicara salah satunya tambang itu, ceritanya jadi satu aja government (pemerintah) nya tidak berjalan dengan baik, apa? Pakai ESG (Environmental, Social, and Governance),” ujarnya.

“ESG ada ilmunya kok, ESG aja dipake sebenarnya untuk ukuran-ukuran, selebihnya apa? dikontrol, kalau itu enggak berjalan ya jelek,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Walhi Nasional, Zenzi Suhadi menyatakan jika Presiden Jokowi gagal dalam menjalankan ekonomi nusantara. Karena masukan keberlanjutan lingkungan yang disampaikan 9 tahun lalu tidak berjalan.

“Kami menerima pak Ganjar karena dulu juga 9 tahun yang lalu Jokowi ketika mencalon presiden juga datang kemari. kalau kita masih membicarakan masalah lingkungan masalah sumber daya alam saat ini artinya Jokowi 9 tahun ini gagal menyelamatkan lingkungan di Indonesia,” kata dia.

Zenzi pun menilai Presiden Jokowi telah gagal dalam merumuskan pembangunan ekonomi yang dapat melindungi lingkungan di Indonesia. Sehingga, dia berharap siapapun presidennya bisa dilaksanakan.

“Tadi kami sampaikan juga bahwasanya kita berharap siapapun jadi presiden di masa depan di Indonesia untuk merumuskan pembangunan, kebijakan, itu harus berdasarkan apa yang diinginkan oleh rakyat,” ujarnya.

“Pembangunan ekonomi Indonesia berwatakkan ekonomi ekstraktif, yang pertumbuhannya horizontal, sebagian besarnya tambang, sawit, dan akasia. Kami menawarkan satu gagasan ekonomi nusantara,” sambungnya.

Padahal potensi rempah yang digagas dalam konsep ekonomi nusantara bisa mengangkat perekonomian kerakyatan. Dengan tetap melindungi hak rakyat, persoalan lingkungan yang semakin tumbuh.

“Jadi Indonesia ini adalah negara yang tiap 40 tahun populasinya akan bertambah 2 kali lipat, sedangkan tanah kita tidak bertambah. Sehingga jalan keluarnya adalah ekonomi vertikal, ekonomi nusantara ini,” bebernya.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya