Bivitri : Pesan Utama Film Dirty Vote Bagaimana Kekuasaan Bisa Disalahgunakan untuk Kepentingan Politik

Muhammad Refi Sandi, Jurnalis
Selasa 13 Februari 2024 21:04 WIB
Bivitri Susanti (Zoom)
Share :

JAKARTA - Ahli hukum tata negara bintang film dokumenter 'Dirty Vote', Bivitri Susanti mengatakan bahwa pesan utama dari film yang disutradarai jurnalis investigasi Dandhy Dwi Laksono itu menunjukkan kekuasaan bisa disalahgunakan untuk kepentingan politik.

Hal itu disampaikan dalam 'Webinar Bedah Film Dirty Vote untuk Kawal Pemilu Jurdil' secara virtual bersama LP3ES dan Universitas Paramadina, Selasa (13/2/2024).

"Jadi tentu saja pesan utamanya adalah untuk menunjukkan bagaimana kekuasaan bisa disalahgunakan untuk kepentingan politik. Jadi pesan utamanya itu," kata Bivitri.

 BACA JUGA:

Film Dirty Vote yang mengungkap skenario kecurangan Pilpres 2024 dengan melibatkan kekuasaan sudah ditonton lebih 13 juta kali sejak dirilis pada Minggu 11 Februari 2024. Banyak pihak mengapresiasi kemunculan film tersebut untuk membuka mata publik melihat realita yang terjadi jelang pilpres. Tapi, kubu TKN Prabowo-Gibran menuding film itu berisi fitnah.

Bivitri menepis isu soal dirinya bersama Feri Amsari dan Zainal Arifin Mochtar sebagai pemeran terafiliasi dengan partai politik tertentu. Ia pun berkelakar orang yang menyebut film terafiliasi dengan partai tertentu jarang nonton.

"Kalau ada yang nuduh segala macam bahkan seberapa pun kami tidak ikut paslon mana mana dan partai mana sudah dikaitkan tuh. Tadi pagi saya baru lihat katanya saya orang NasDem terus Feri Amsari dibilangnya PKS dan Uceng PDIP segala macam lah. Tapi banyak yang bertanya gimana paslon ini, paslon ini saya kira orang yang bertanya kurang oke nangkap pesannya mungkin jarang nonton film kali ya," ujarnya.

 BACA JUGA:

Bivitri menegaskan kalo orang menyimak film Dirty Vote dari ujung sampai akhir pasti akan menangkap tidak ada perbincangan terkait pasangan calon (Paslon) tertentu yang tengah ber kontestasi. Ia menyebut bahwa film itu murni hasil pandangan ketiga pemeran dan seluruh crew yang kompak.

"Kalau nonton film itu baik baik sampai ujung pasti akan nangkap bahwa kami tidak membincangkan paslon manapun, jadi nggak bilang si A, B, C begini yang dibincangkan adalah pemilik kekuasaan. Jadi, persis untuk menunjukkan bahwa segala macam hal yang selama ini pandangan kami bertiga dan semua crew makanya cepat kompak bikin film ini mungkin mereka tidak seperti kami menyampaikan di medsos," tuturnya.

(Salman Mardira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya