JEPANG - Jepang masih jauh dari pertumbuhan pesat yang dinikmati negara tersebut selama 'keajaiban ekonomi' paska Perang Dunia II.
Angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih rendah dari perkiraan minggu lalu menunjukkan Jepang tergelincir ke dalam resesi keenam sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1997.
Negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia ini juga menghadapi tantangan jangka panjang, termasuk perkiraan pesimistis dari masyarakat Jepang, menyusutnya jumlah tenaga kerja. Populasi berusia satu tahun di Jepang dan utang negara sangat tinggi.
Berikut 5 fakta Jepang mengalami resesi ekonomi melansir Pew Research.
1. Optimisme Jepang terhadap masa depan ekonominya menurun pada awal musim semi
Menurut data tahun-ke-tahun, hanya 15% masyarakat Jepang yang memperkirakan situasi ekonomi akan membaik dalam “12 bulan ke depan”, turun dari 40% masyarakat yang memiliki harapan serupa pada musim semi 2013, setelah Perdana Menteri Shinzo Abe mulai menjabat. Angka tersebut merupakan angka terkecil yang mengharapkan adanya perbaikan di antara 44 negara.
2. Dua pertiga masyarakat Jepang melihat utang publik sebagai masalah yang sangat besar
Alasan utama kenaikan ini, dari 5% menjadi 8%, adalah untuk mengendalikan utang negara, yang telah membengkak hingga lebih dari 240% PDB Jepang . Lebih banyak orang Jepang yang melihat utang publik sebagai “masalah yang sangat besar” dibandingkan dengan kurangnya kesempatan kerja (45%), inflasi (31%) atau kesenjangan ekonomi (28%).