MALANG - Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 20 Kelurahan Polehan, mengungkap aktivitas ayahnya sebelum meninggal usai Pemilu 2024. Ketua KPPS 20 Polehan, bernama Sigit Widodo itu meninggal dunia pada Kamis malam, 15 Februari 2024 usai dilarikan ke rumah sakit.
Daniel Adista, anak Ketua KPPS 20 Polehan mengungkap, bagaimana aktivitas kesibukan ayahnya mempersiapkan Pemilu 2024 pada Rabu kemarin. Di mana, ayahnya sudah mempersiapkan diri segala keperluan sejak Senin malam dan Selasa malam.
"Sebelumnya sibuk pada Senin malam dan Selasa malam itu. (Yang hari Rabu waktu Pemilu 2024) itu semua selesai sampai jam 5 pagi. Lama itu karena C1 plano-nya habis, jadi nunggunya berjam-jam, dari (Kamis) pagi sampai jam 5 pagi," ucap Daniel Adista, saat ditemui di rumah duka, Jalan Puntodewo Nomor 7, Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jumat (16/2/2024).
Usai pulang bertugas tersebut, sang ayah sempat tidur di rumah dan beristirahat sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.30 WIB. Bahkan, ketika rentang waktu itu Sigit sempat makan dan menunjukkan tanda-tanda sakit, meski mengeluh kelelahan ke istri dan anak keduanya.
"Semua sampai selesai itu jam 5 pagi, terus sempat istirahat, sempat ngantar ibu ke sekolah tidur, makan, tidur, makan lagi, terus aktivitas seperti biasa," kata dia.
Pemuda berusia 24 tahun menyebut ayahnya sempat kembali lagi ke Kantor Kelurahan Polehan, karena ada berkas yang tidak bisa dimasukkan. Hal ini membuat ayahnya akhirnya kembali ke Kantor Kelurahan Polehan, dan harus kembali bekerja di Kamis sore sebelum ia akhirnya meninggal dunia.
"Jam 5 sore balik lagi ke kelurahan ada data yang nggak bisa diinput, terus itu cuma sebentar terus pulang habis itu dipanggil anaknya tante (keponakan korban) itu," ungkapnya.
Daniel menambahkan, selama hidupnya sang ayah memang memiliki riwayat penyakit diabetes. Tapi ia tak tau bila ayahnya juga memiliki riwayat jantung, karena selama hidup tidak pernah mengeluhkan hal itu. Hal ini membuat Sigit akhirnya ambruk, ketika hendak menolong keponakannya yang sakit dan hendak dibawa ke Rumah Sakit Islam (RSI).
"Nggak ada cuma diabetes, tapi emang berapa tahun itu kalau drop orangnya langsung lemes, tapi gak tau kemarin ini jantungnya keserang. Pas ngangkat anaknya tante itu bilang nggak kuat, habis itu kena serangan jantung," tuturnya.
Ironisnya, Sigit Widodo ternyata baru saja merayakan ulang tahun ke-54 tahun pada 10 Februari 2024 atau lima hari sebelum meninggal dunia usai menjalankan tugas sebagai KPPS. "Ayah itu kemarin 10 Februari baru berulang tahun ke-54," tandas Daniel sembari menahan kesedihannya.
Sebelumnya diberitakan, Sigit Widodo Ketua KPPS 20 Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, meninggal dunia pada Kamis malam, 15 Februari sekitar pukul 19.20 WIB. Korban sempat dibawa ke RSI Aisyiyah, Kota Malang, oleh keluarga tapi nyawanya tidak tertolong. Dokter mendiagnosa Sigit Widodo, meninggal dunia saat perjalanan dari rumah ke rumah sakit.
Kematian KPPS di Kota Malang ini merupakan kematian kedua anggota KPPS di Malang raya. Sebelumnya, Salmiati Ningsih (56) anggota KPPS yang betugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 7 Desa Ngadirojo, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, juga meninggal dunia pada Kamis siang pukul 14.24 WIB.
(Arief Setyadi )