Ini Sumber Dana Hamas, Berasal dari 40 Perusahaan di Timur Tengah dan Afrika Utara

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 20 Februari 2024 17:35 WIB
Ini sumber dana Hamas, berasal dari 40 perusahaan di Timteng dan Afrika Utara (Foto: AFP)
Share :

Serangan pada 7 Oktober atau, sebagaimana Hamas menyebutnya, "Operasi Al-Aqsa", baru-baru ini dipuji oleh mantan ketua Trend, Hamid Abdullah al-Ahmar, yang mengundurkan diri pada 2022 tetapi tetap menjadi kepala perusahaan induk Trend.

"Kita bertemu saat operasi Aqsa berada pada puncaknya, serangan yang menyapu dan menderu-deru yang tidak akan pernah berhenti sebelum pendudukan atas Palestina tercinta dikalahkan,” terangnya pada sebuah konferensi di Istanbul pada Januari 2024, yang terekam dalam video.

Dia kemudian menyerukan konferensi tersebut untuk berusaha mengkriminalisasi Zionisme sebagai gerakan rasis dan teroris.

Panorama menulis surat kepada Tuan al-Ahmar tetapi tidak mendapat balasan.

Trend mengatakan kepada BBC bahwa tuduhan Departemen Keuangan AS mengenai hubungan antara perusahaan tersebut dan Hamas tidak adil dan tidak berdasar.

Pihak berwenang Turki mengatakan mereka telah menyelidiki Trend dan menemukan tidak ada penyalahgunaan sistem keuangan negara dan bahwa Turki mematuhi peraturan keuangan internasional.

Namun Hamas juga memiliki berbagai sumber keuangan jangka panjang lainnya.

Salah satu penggalangan dana awal yang paling penting adalah Yahya Sinwar, yang kini menjadi kepala sayap politik Hamas di Gaza. Menurut Israel, dia mulai mengumpulkan dana untuk Hamas saat dia berada di sel penjara Israel. Pada 1988, Sinwar dipenjara karena membunuh warga Palestina yang dia curigai sebagai mata-mata Israel.

Micha Koubi, mantan petugas badan keamanan Israel mengatakan dia menginterogasi Sinwar selama lebih dari 150 jam. Dia mengatakan Sinwar berhasil menjalin hubungan dengan Iran dengan mengirimkan pesan rahasia dari penjara.

Pada 2007, setahun setelah Hamas berkuasa, Israel dan negara tetangganya, Mesir, memperketat blokade di Gaza, keduanya mengatakan bahwa mereka mengkhawatirkan keamanan mereka. Koubi mengatakan bahwa koneksi Sinwar di Iran membantunya mengatasi blokade.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya