Ini Sumber Dana Hamas, Berasal dari 40 Perusahaan di Timur Tengah dan Afrika Utara

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 20 Februari 2024 17:35 WIB
Ini sumber dana Hamas, berasal dari 40 perusahaan di Timteng dan Afrika Utara (Foto: AFP)
Share :

GAZA – Panorama BBC telah menyelidiki dokumen yang diperoleh pada 2020, yang dilaporkan mengungkap sejauh mana portofolio investasi atau keuangan Hamas. Dokumen tersebut merupakan gambaran periode delapan bulan yang berakhir pada awal 2018. Intelijen Israel mengatakan bahwa gambaran tersebut menunjukkan bagaimana Hamas menghasilkan sebagian uangnya.

Sekitar 40 perusahaan di Timur Tengah dan Afrika Utara diyakini termasuk dalam portofolio tersebut. Termasuk Arab Saudi, Aljazair, Sudan, Mesir, negara-negara Teluk, dan juga Turki.

Dugaan investasi tersebut mencakup segala hal mulai dari pembangunan jalan, obat-obatan dan peralatan medis hingga pariwisata, pertambangan, pencarian emas, dan proyek real estate mewah.

Sekitar 40 perusahaan di Timur Tengah dan Afrika Utara diyakini termasuk dalam portofolio tersebut, termasuk Arab Saudi, Aljazair, Sudan, Mesir, negara-negara Teluk, dan juga Turki.

Dugaan investasi tersebut mencakup segala hal. Mulai dari pembangunan jalan, obat-obatan dan peralatan medis hingga pariwisata, pertambangan, pencarian emas, dan proyek real estate mewah.

Sejak 2022, enam perusahaan yang tercantum dalam dokumen tersebut telah ditetapkan oleh Departemen Keuangan AS sebagai dimiliki atau dikendalikan secara langsung atau tidak langsung oleh Hamas. AS telah membatasi kemampuan mereka untuk berdagang dengan memberikan sanksi kepada mereka.

Di samping masing-masing perusahaan yang terdaftar dalam buku besar portofolio adalah nilai dari masing-masing perusahaan yang dikendalikan Hamas, yang mencapai jutaan dolar untuk beberapa perusahaan dan menambahkan hingga nilai total USD422.573.890.

Sebagian besar nilai tersebut dikatakan terikat pada real estate.

Tom Keatinge, direktur pendiri Pusat Studi Kejahatan dan Keamanan Keuangan (CFCS) di Royal United Services Institute (Rusi) mengatakan investasi properti, yang nilainya tetap tinggi dan berpotensi menghasilkan pendapatan sewa, adalah “cara sempurna” bagi organisasi seperti Hamas untuk mengelola keuangannya.

Salah satu perusahaan yang terkena sanksi AS adalah Trend GYO, sebuah perusahaan real estate asal Turki. Dalam dokumen 2018, beberapa kali dirujuk sebagai Anda Turk, yang menurut dokumen merupakan nama dagang lama, sebelum berganti nama menjadi Trend dan beredar di bursa saham Istanbul.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya