Petugas KPPS Meninggal Dunia di Kota Bandung Jadi 2 Orang

Agus Warsudi, Jurnalis
Rabu 21 Februari 2024 02:01 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
Share :

BANDUNG - Satu lagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Bandung meninggal dunia, Selasa (20/2/2024). Almarhum bernama Eri Fajar Nugraha, anggota KPPS TPS 25 Kelurahan Jatisari.

Dengan meninggalnya Eri, jumlah petugas KPPS di Kota Bandung yang meninggal dunia menjadi dua orang. Sebelumnya, Ketua Sebelumnya, Jajang Safaat Ketua KPPS 18 Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung meninggal dunia, pada Jumat (16/2/2024)

Informasi tentang Eri Fajar Nugraha meninggal dunia beredar di WhatsApp (WA) grup. "Innalilahi wainnailaihi rojiun. Telah meninggal dunia anggota KPPS TPS 25 Kelurahan Jatisari Eri Fajar Nugraha jam 16.30 WIB. Jenazah sudah berada di rumah duka Jl. kawaluyaan RT 07 RW 06 Kel. Jatisari, Kec. Buahbatu," tulis informasi yang beredar di WA grup.

Ketua KPU Kota Bandung Wenti Frihadianti membenarkan peristiwa meninggalnya anggota KPPS 25 Jatisari. "Iya betul," kata Wenti Frihadianti saat dikonfirmasi, Selasa (20/2/2024).

Diberitakan sebelumnya, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 18 Pasirwangi, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung Jajang Safaat meninggal dunia pada Jumat (16/2/2024) akibat kelelahan. Almarhum meninggal setelah sempat dirawat di rumah sakit karena kesehatan menurun seusai melajsanakan tugas pada Rabu (14/2/2024).

Sandy Wijaya, anak pertama almarhum Jajang mengatakan, H-1 pencoblosan ayahnya tengah sakit. Namun, karena memiliki tanggung jawab sebagai Ketua KPPS 18, almarhumah Jajang tetap bekerja sebagai KPPS.

"Lagi sakit. Karena tanggung jawab sebagai ketua, mau gimana lagi. Ke pos (ngecek) balik lagi ke rumah istirahat," kata Sandy Wijaya, Sabtu (17/2/2024).

Sandy Wijaya menyatakan, sosok ayahnya bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Meski sudah menyelesaikan kegiatan pencoblosan hingga penghitungan suara tetap mengecek perkembangan.

Selain kelelahan, almarhum mengalami kelelahan, terlambat makan, dan minum saat hari pencoblosan. "Kelelahan, telat makan dan minum," ujar dia.

Juju Juariah adik Jajang mengatakan almarhum sempat pulang saat penghitungan suara karena kondisi kesehatan yang kelelahan dan mengalami sesak. Selanjutnya, Kamis (15/2/2024) dibawa ke dokter umum untuk diperiksa dan diberi obat.

Namun, kondisi Jajang belum pulih. Hingga pada Jumat (16/2/2024) dirujuk ke Rumah Sakit Al Islam dengan keadaan tensi rendah dan detak jantung yang berdetak cepat.

Juju mengatakan kondisi Jajang semakin memburuk bahkan dokter sempat menggunakan alat pacu jantung. Namun, nyawa kakaknya tersebut tidak dapat tertolong. "Ini udah takdirnya udah menerima dengan ikhlas," ungkap dia.

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya