Boeing Pecat Kepala Program 737 Max Usai Skandal Pintu Pesawat Alaska Airlines Copot saat Mengudara

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 22 Februari 2024 12:52 WIB
Beoing pecat kepala program 737 Max usai skandal pintu pesawat Alaska Airlines copoto saat mengudara (Foto: KPTV)KTV)
Share :

LONDON - Boeing dilaporkan memecat kepala program 737 Max menyusul skandal pesawat Alaska Airlines yang mengungkap sejumlah kegagalan keselamatan.

Ed Clark, wakil presiden program MAX dan manajer umum di fasilitas Renton, meninggalkan perusahaan setelah 18 tahun.

Hal ini terjadi setelah penutup pintu yang rusak menyebabkan panel terlepas pada ketinggian 16.000 kaki dari pesawat seri Boeing 737 dalam penerbangan Alaska Airlines pada 5 Januari lalu. Pesawat itu dirakit di fasilitas Renton.

Max 9 untuk sementara dilarang terbang oleh regulator penerbangan sambil menunggu pemeriksaan keselamatan, tetapi sekarang sekali lagi sudah bisa mengudara.

Nilai Boeing anjlok dari USD150 miliar pada hari kejadian Alaska Airlines ke level terendah USD120 miliar pada 16 Januari.

Pemecatan Clark diumumkan melalui email dari bos Commercial Airplanes Stan Deal kepada karyawannya pada Rabu (21/2/2024) pagi.

Deal mengatakan restrukturisasi kepemimpinan bertujuan untuk memastikan peningkatan fokus untuk memastikan bahwa setiap pesawat yang dikirimkan memenuhi atau melampaui semua persyaratan kualitas dan keselamatan.

Audio panik dari kekacauan Alaska Airlines menunjukkan bagaimana pilot meminta bantuan lewat radio setelah jendela pesawat Boeing 737 Max pecah tak lama setelah lepas landas.

Penyelidik kecelakaan memujinya sebagai sebuah keajaiban bahwa semua orang di dalam pesawat selamat setelah perpecahan yang benar-benar mengerikan dalam penerbangan dari Portland ke Ontario International di California.

Mainan, telepon, dan pakaian tersedot ke dalam malam setelah pintu pesawat terlepas yang menyebabkan dekompresi instan pada 171 penumpang di dalam Penerbangan 1282.

Menurut Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), fakta bahwa sebagian besar orang masih mengenakan sabuk pengaman setelah 10 menit penerbangan mungkin menghentikan mereka untuk membawa barang-barang mereka melewati lubang tersebut.

“Kami sangat, sangat beruntung di sini bahwa hal ini tidak berakhir dengan sesuatu yang lebih tragis,” kata ketua NTSB Jennifer Homendy pada konferensi pers beberapa hari kemudian.

“Tidak ada seorang pun yang duduk di 26A dan 26B, di mana colokan pintu itu berada. Oleh karena itu, saya membayangkan ini adalah peristiwa yang cukup mengerikan. Kami jarang membicarakan tentang cedera psikologis, tapi saya yakin itu terjadi di sini,” lanjutnya.

Sandaran kepala kursi 26A dan 25A robek akibat angin topan yang menerpa penumpang dan kursi di 26A hancur.

Seluruh 144 Boeing Max 9 yang beroperasi di seluruh AS telah dilarang terbang sambil menunggu pemeriksaan darurat oleh Federal Aviation Administration (FAA).

Rekaman yang mengerikan menunjukkan para penerbang melihat keluar melalui lubang menganga di badan pesawat ke arah lampu Portland yang berkelap-kelip di bawah, di kabin yang sangat sunyi.

Penumpang melaporkan mendengar ledakan yang sangat keras sebelum keheningan menyelimuti kabin saat pesawat melakukan pendaratan darurat kembali di Portland sekitar 40 menit kemudian.

Seorang wanita berusia 20 tahun bernama Elizabeth mengatakan kepada Oregon Live bagaimana telinga berdengung seperti biasanya di pesawat, tetapi 10 kali lebih keras.

“Saya tidak percaya itu nyata. Kami semua tenang,” katanya tentang sesama penumpang.

“Ttetapi saya merasa ingin menangis, karena siapa tahu ini bisa menjadi saat-saat terakhir saya,” lanjutnya.

Penumpang lain, Kyle Rinker, 29, mengatakan pesawat itu menjadi sangat sunyi. Tidak ada yang bersuara.

Pintu sumbat digunakan sebagai pintu keluar darurat ketika pesawat dikonfigurasi untuk membawa lebih banyak penumpang tetapi disegel dan tidak terlihat dari dalam dalam konfigurasi yang digunakan oleh Alaska.

Oksigen diperlukan dalam keadaan darurat yang terjadi di atas ketinggian 12.000 kaki untuk mencegah hipoksia. Yakni kekungan akut oksigen yang dapat menyebabkan pusing, kehilangan kesadaran, dan kerusakan otak permanen. Homendy mengatakan situasinya akan menjadi lebih serius jika pesawat terbang lebih jauh.

“Pikirkan apa yang terjadi saat Anda berada di kapal pesiar,” katanya kepada wartawan.

“Semua orang bangun dan berjalan, orang-orang tidak mengenakan sabuk pengaman. Mereka pergi ke toilet. Pramugari memberikan pelayanan kepada penumpang. Kita bisa saja berakhir dengan sesuatu yang jauh lebih tragis” tambahnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya