Vasquez mengatakan respons khas negara terhadap demam berdarah telah “dikalahkan” oleh faktor-faktor seperti iklim.
“Cuaca telah menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi nyamuk untuk berkembang biak lebih cepat dan menjadi vektor penyakit yang lebih sering,” lanjutnya.
Menurut data resmi, pada tahun lalu, 428 orang di Peru meninggal karena demam berdarah, dan 269.216 orang terinfeksi.
Sejak 2023, negara Andes ini menghadapi suhu tinggi dan hujan lebat akibat fenomena cuaca El Nino yang menghangatkan lautan di pesisir pantai Peru.
(Susi Susanti)