Menambahkan penjelasan Tsabit, Komandan Green Force UNJ Bidang Sosial Politik, Muhammad Kholid Hidayatulloh mengungkapkan kendala biaya pendidikan ini sudah merata di kalangan masyarakat. Dia bahkan menyebutkan adanya rekan-rekan mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang terpaksa meminjam uang via pinjaman online (pinjol) untuk bisa berkuliah.
"Buat pinjol kita tidak hanya di UNJ, ada juga di beberapa kampus dan lembaga lain, seperti contoh di ITB. Mereka menyuarakan bahwa ada beberapa mahasiswa ITB bahkan ada mahasiswa ITB yang sampai harus terjerat pinjol untuk memenuhi biaya pendidikan," terang Kholid.
Maka dari itu, Kholid mengatakan, jika pemerintah peduki dengan keberlangsungan masa depan anak-anak bangsa, sudah seharusnya biaya pendidikan perlu ditinjau kembali agar kebutuhan akan ilmu pengetahuan menjadi merata di seluruh Indonesia.
"Jadi memang bukan hanya concern di UNJ, di semua pendidikan, SD-SMP-SMA, masih banyak sekolah negeri yang dituntut biaya," tutur Kholid.
"Kita harus perjuangkan juga pendidikan hal yang penting yang harus kita perjuangkan. Banyak teman-teman kita putus sekolah karena biaya mahal," lanjut Kholid.
Seperti diketahui, aksi Rawamangun Bergerak yang diinisiasi oleh Gemarak tersebut membawa tiga tuntutan utama. Adapun tuntutannya yaitu, turunkan harga bahan pokok khususnya beras, turunkan harga biaya pendidikan dan kesehatan yang hari ini mahal, dan ketiga yakni turunkan Presiden Jokowi.
"Jadi aksi ini simbolik untuk sebuah Seruan untuk memanggil kawan-kawan kita setiap elemen, mahasiswa, buruh, masyarakat, untuk bergabung satu suara, kita satuan barisan menyuarakan hal yang sama, yaitu menurunkan bahan pokok kemudian menurunkan biaya pendidikan dan kesehatan. Kemudian penurunan Jokowi," ungkap Kholid.
(Fakhrizal Fakhri )