Mantan Presiden Medvedev Sebut Ukraina Adalah Bagian Rusia dan Wilayah Bersejarah Perlu Pulang

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 05 Maret 2024 11:39 WIB
Mantan Presiden Rusia sebut Ukraina adalah bagian Rusia (Foto: Reuters)
Share :

RUSIA - Dmitry Medvedev, Wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, menggambarkan Ukraina pada Senin (4/3/2024) sebagai bagian dari Rusia dan mengatakan apa yang disebutnya sebagai bagian bersejarah Rusia perlu ‘pulang ke rumah’.

Dalam presentasinya yang penuh permusuhan dan menyatakan bahwa tujuan militer Rusia di Ukraina memiliki jangkauan yang luas, Medvedev, yang menjabat sebagai presiden Rusia pada periode 2008-2012, memuji Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet dan mengatakan bahwa Moskow akan melakukan operasi militer khusus hingga kepemimpinan Ukraina menyerah.

“Salah satu mantan pemimpin Ukraina pernah mengatakan bahwa Ukraina bukanlah Rusia,” terang Medvedev, mengatakan pada forum pemuda di kota Sochi, Laut Hitam, dikutip Reuters.

“Konsep itu perlu dihilangkan selamanya. Ukraina jelas merupakan Rusia,” katanya yang disambut tepuk tangan. “Bagian-bagian bersejarah di negara ini perlu diingat kembali,” lanjutnya.

Medvedev berbicara di depan peta raksasa Ukraina yang menunjukkan negara itu sebagai wilayah yang jauh lebih kecil dan tidak memiliki daratan dibandingkan wilayah yang diakui secara internasional.

Peta tersebut tampaknya menggambarkan sebuah skenario di mana Ukraina akan terdesak melawan Polandia, dengan Kyiv tetap menjadi ibu kotanya, namun Rusia akan menguasai sebagian besar kota-kota Ukraina dan wilayah timur, selatan, dan seluruh garis pantai Laut Hitam.

Rusia mempunyai inisiatif di medan perang dan menguasai seperlima wilayah Ukraina, yang diklaimnya sebagai miliknya, namun skenarionya sangat berbeda dengan situasi di lapangan.

Medvedev, yang pernah dilihat Barat sebagai seorang reformis liberal, mengatakan “ruang geostrategis” Rusia tidak dapat dipisahkan dari Ukraina dan segala upaya untuk mengubahnya dengan kekerasan akan menemui kegagalan.

“Semua musuh kita perlu memahami fakta sederhana ini: bahwa wilayah di kedua tepi Sungai Dnipro (yang membagi dua Ukraina) merupakan bagian integral dari perbatasan strategis dan bersejarah Rusia,” ungkapnya.

Medvedev mengesampingkan pembicaraan damai dengan kepemimpinan Ukraina saat ini. Dia mengatakan setiap pemerintahan Ukraina di masa depan yang menginginkan perundingan harus menyadari apa yang dia sebut sebagai kenyataan baru.

Mengomentari hubungan Timur-Barat, Medvedev mengatakan hubungan antara Moskow dan Washington kini lebih buruk dibandingkan saat krisis rudal Kuba pada1962 ketika kedua negara berada di ambang konflik nuklir.

"Saya akan mengatakan satu hal yang pahit.“Situasi saat ini jauh lebih buruk dibandingkan tahun 1962. Ini adalah perang penuh melawan Rusia dengan senjata Amerika dan dengan partisipasi pasukan khusus Amerika dan penasihat Amerika. Begitulah adanya,” ujarnya.

Sementara itu, belum ada reaksi langsung dari Kyiv. Para pejabat Ukraina telah berulang kali menuduh Medvedev dan pejabat tinggi Rusia lainnya melakukan perang penaklukan ilegal dan mengatakan Ukraina dan rakyatnya berbeda dari Rusia dan Rusia.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya