Libatkan 23 Penulis, Ketum PP Muhammadiyah Luncurkan Buku Jalan Baru Moderasi Beragama

Muhammad Farhan, Jurnalis
Selasa 05 Maret 2024 08:21 WIB
Peluncuran buku Jalan Baru Moderasi Beragama (Foto: M Farhan)
Share :

JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meresmikan peluncuran buku tentang pemikirannya, yang melibatkan 23 penulis. Buku berjudul 'Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir' diresmikan peluncurannya di auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, pada Senin 4 Maret 2024 malam.

Ketua LKKS PP Muhamadiyah sekaligus editor buku tersebut, Fajar Riza Ul Haq menyampaikan buku yang ditulis oleh para pakar dan penulis lintas agama tersebut adalah sebuah oase dalam dinamika pemilu 2024. Fajar mengatakan, dalam dinamika tersebut, seorang Haedar Nashir melahirkan pemikiran politik kebangsaan jalan tengah.

"Atas dasar itu kami melihat pokok-pokok pemikiran pak Haedar pada waktu itu dan konsisten dengan apa yang beliau tawarkan selama ini adalah membangun politik kebangsaan jalan tengah. Yang dalam konteks diskusi keagamaan kita mengenal istilahnya moderasi beragama," ujar Fajar dalam sambutannya.

Fajar menuturkan, Haedar Nashir cukup aktif menjaga moderasi di antara kefanatikan masyarakat atas dukungan politik, khususnya pada pemilu presiden (Pilpres) 2024.

"Kami lihat bahwa saat itu jelang pilpres sekitar bulan Oktober November, itukan kita melihat dukungan kelompok masyarakat terhadap pasangan-pasangan begitu luar biasa. Bahkan banyak yg melakukan dukungan yang tanpa batas. Fanatik-fanatik atau loyalis-loyalis begitu," terang Fajar.

Bagi Fajar, Haedar Nashir berhasil menjaga organisasi agar tidak partisan dalam politik elektoral yang sementara. Ia menambahkan, pemikiran Haedar juga menginspirasi agar organisasi dapat berperan sebagai jangkar untuk menjaga masyarakat agar tak terbelah meski beda pilihan.

"Jadi intinya buku yang akan diluncurkan pada malam hari ini adalah berisi pikiran-pikiran dari berbagai kalangan, baik agamawan maupun cendikiawan, dalam melihat sejauh mana relevansi pemikiran Pak Haedar, baik pada konteks keagamaan maupun pada konteks kebangsaan," tukas Fajar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya