JAKARTA - Direktur Eksekutif Pemuda Perindo, Iqnal Shalat Sukma Wibowo mendesak, Kejagung bisa berkolaborasi dengan KPK hingga Polisi dalam mengusut tuntas dugaan kasus korupsi timah, yang telah merugikan negara sebesar Rp271 triliun dan mengembangkannya sampai ke akarnya.
"Bukti itu harus diperkuat lagi, kalau perlu menggandeng lembaga hukum lain, seperti KPK hingga kepolisian agar bisa dieksplore tindak kejahatan yang sangat merugikan ini," ujarnya pada wartawan di Kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2024).
Menurutnya, dalam kasus tersebut, ada orang yang disebut-sebut sebagai dalang, hanya saja belum ditetapkan sebagai tersangka. Maka itu, diharapkan Kejagung bisa berkolaborasi dengan Polisi hingga KPK untuk mengusut kasus tersebut hingga tuntas lantaran tak menutup kemungkinan masih ada beberapa orang yang terlibat dalam kasus tersebut.
Semua orang yang terlibat, paparnya, harus diusut secara tuntas tanpa pandang bulu. Pasalnya, dalam kasus tersebut ada artis pula yang turut menjadi tersangka, Pemuda Perindo pun mendesak agar hukum ditegakan dengan setegas-tegasnya dan seadil-adilnya.
"Kalau sampai tersangka wajib dikenakan undang-undang perampasan aset, atau pencucian uang untuk mendidik, dan pemerintah harus berani karena dilihat oleh seluruh Indonesia. Kami Pemuda Perindo berharap hukum ditegakan walaupin langit akan runtuh," tuturnya.
Dia mengungkap, dugaan kasus korupsi timah tersebut telah merugikan secara materil dan telah merusak lingkungan. Kasus itu diharapakn isa menjadi pembelajaran bagi semua lapisan masyarakat, untuk hidup secara sederhana.
Pasalnya, tambah Iqnal, orang-orang yang hanyut dalam kemewahan, kesombongan, dan pamer belum tentu mendapatkan rezekinya secara baik.
"Ini mendidik masyarakat, orang yang suka flexing itu belum tentu uangnya hasil dari yang baik, hidup sederhana itu lebih dibutuhkan di masyarakat, karena mengajarkan mendidik orang tak sombong, tak pamer, dan itu menggali insting masyarakat tuk mau belajar, tak terhanyutkan oleh kemewahan bahwa kemwahan itu adalah bagian besar, baik rezekinya itu dari hasil-hasil tak baik kan," pungkasnya.
(Awaludin)