Dengan mencoba tersenyum, Hatta memegang tangan Soekarno, mencoba memberikan kehangatan dan dukungan pada temannya yang terbaring lemah. Ia merasa haru saat Soekarno menangis di hadapannya, dan akhirnya, air mata pun turun dari matanya.
Keduanya saling berpegangan tangan, takut akan perpisahan yang tak terelakkan. Hatta tahu bahwa waktu bersama mereka sudah tidak lama lagi. Dia juga merasa marah pada penguasa baru yang menyiksa Soekarno.
Kisah tersebut bukan hanya menggambarkan kesedihan Hatta melihat kondisi Soekarno. Namun, kehangatan persahabatan yang masih bertahan di antara mereka, meskipun terpisah oleh perbedaan politik.
(Arief Setyadi )