Situasi di Garis Depan Memburuk, Panglima Militer Ukraina Tarik Pasukan Mundur dari Donetsk Timur

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 29 April 2024 06:27 WIB
Panglima militer Ukraina sebut situasi di garis depan memburuk (Foto: Reuters)
Share :

UKRAINA - Panglima Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan situasi di garis depan telah memburuk dalam menghadapi beberapa serangan Rusia.

Syrski mengatakan pasukan Ukraina telah mundur dari posisinya di wilayah timur Donetsk.

“Situasi di garis depan semakin memburuk,” kata Jenderal Syrskyi dalam sebuah postingan di layanan pesan Telegram pada Minggu (28/4/2024), dikutip BBC.

Dia membenarkan pasukan Ukraina telah mundur dari beberapa posisi mereka di wilayah Donetsk yang merupakan bagian dari garis pertahanan, yang dibentuk setelah Rusia merebut Avdiivka pada bulan Februari.

Sebagian besar pertempuran terjadi di sekitar Chasiv Yar, benteng yang dikuasai Kyiv yang coba dijangkau Rusia setelah merebut Avdiivka.

Garis pertahanan baru telah diambil lebih jauh ke barat di beberapa daerah, dan Jenderal Syrskyi mengakui hilangnya wilayah tersebut karena serangan Rusia.

“Moskow telah mencapai keberhasilan taktis di beberapa sektor,” katanya.

Jenderal Syrskyi menambahkan bahwa brigade Ukraina yang diistirahatkan sedang dirotasi di daerah tersebut untuk menggantikan unit yang menderita kerugian.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu pagi melaporkan pasukannya telah merebut desa Novobakhmutivka, sekitar 10 km (6 mil) utara Avdiivka.

Jenderal Syrskyi menjadi panglima angkatan bersenjata negara itu pada bulan Februari.

Hal ini menyusul spekulasi mengenai keretakan hubungan antara pendahulunya, Valerii Zaluzhnyi, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Awal bulan ini, Jenderal Syrskyi memperingatkan situasi medan perang di bagian timur negara itu telah memburuk secara signifikan.

Komandan Garda Nasional Ukraina, Oleksandr Pivnenko, mengatakan pekan ini bahwa ia memperkirakan akan ada upaya pasukan Rusia untuk maju ke Kharkiv, kota kedua Ukraina, yang terletak di dekat perbatasan Rusia.

Sementara itu, Rusia diketahui sedang mencoba memanfaatkan keunggulannya dalam hal sumber daya manusia dan artileri sebelum pasukan Ukraina mendapatkan pasokan senjata baru Amerika Serikat (AS) yang sangat dibutuhkan.

AS pekan lalu menyetujui paket bantuan militer senilai USD61 miliaruntuk Ukraina.

Namun senjata-senjata baru AS belum sampai ke garis depan, di mana pasukan Ukraina telah berjuang selama berbulan-bulan karena kekurangan amunisi, pasukan, dan pertahanan udara.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya