Ano mengatakan dia mendukung seruan menteri pertahanan agar kementerian luar negeri mengambil tindakan yang tepat terhadap pejabat kedutaan, yang dia klaim merekam percakapan telepon yang diduga melanggar hukum Filipina, termasuk tindakan anti-penyadapan kawat, serta pelanggaran serius terhadap protokol diplomatik.
“Orang-orang di kedutaan China… dan mereka yang bertanggung jawab atas pengaruh jahat dan operasi campur tangan ini harus segera disingkirkan dari negara ini,” katanya.
Pada Rabu, (7/5/2024) Juru Bicara China Lin mengatakan kedutaan besar di Manila telah merilis rincian tentang “komunikasi yang relevan” antara kedua negara mengenai penanganan situasi di Second Thomas Shoal.
Lin, dalam komentar yang dibagikan oleh kedutaan, tidak merinci rincian atau komunikasi apa yang dirilis, atau kapan, namun mengatakan “faktanya jelas dan didukung oleh bukti kuat yang tidak dapat disangkal”.
“Filipina bersikeras menyangkal fakta obyektif ini dan berupaya menyesatkan komunitas internasional,” tambah Lin.
China telah lama merasa jengkel dengan Filipina yang mempertahankan kehadiran militernya dalam jumlah kecil di atas kapal perang Sierre Madre yang dikandaskan di Second Thomas Shoal, dimana China sejak 1999 mencoba untuk mendukung klaim teritorialnya.