Selain dua lagu itu, Ismail Marzuki juga telah menulis beberapa lagu populer lainnya yang masih didengungkan hingga saat ini. Misalnya seperti Halo-Halo Bandung atau Gugur Bunga. Tidak hanya itu, Ismail juga sempat menciptakan lagu yang menjadi bentuk perjuangannya pada masa penjajahan Jepang periode 1943-1944, seperti “Bisikan Tanah Air” dan “Indonesia Tanah Pusaka”.
Ia juga mengubah mars “Gagah Perwira” untuk PETA (Pembela Tanah Air) dan “Rayuan Pulau Kelapa”. Lagu karya Ismail Marzuki kebanyakan mengandung unsur patriotisme. Untuk itu tak heran bila beliau ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional. Menurut Jurnal berjudul Ismail Marzuki: Komponis Lagu-Lagu Perjuangan (2011) menulis bahwa putera Betawi anak pemilik bengkel kaya ini belajar musik secara otodidak.
Ayah dan ibunya biasa memainkan alat musik. Sebagai salah satu bentuk penghormatan untuk musisi Jakarta ini dibangunlah Taman Ismail Marzuki yang berada di Jalan Cikini Raya. Menteng, Jakarta Pusat.
(Fakhrizal Fakhri )