6. Wiyogo Atmodarminto
Wiyogo Atmodarminto merupakan Gubernur DKI Jakarta yang menjabat dalam periode 1987 sampai 1992. Sebelum menjadi gubernur, Bang Wi, sapaan akrabnya, pernah berkiprah dalam dunia militer. Dia pernah menjabat sebagai Panglima Kowilhan II pada 1981-1983 dan Panglima Kostrad pada 1978-1980 dengan pangkat Letjen TNI. Selain itu, ia juga pernah terlibat dalam Serangan Umum 1 Maret 1949.
Pria kelahiran 22 November 1922 ini dikenal sebagai gubernur yang terbuka dan disiplin. Saat menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta, Bang Wi menerapkan konsep BMW yaitu Bersih, Manusiawi, dan Wibawa untuk mengatasi berbagai masalah di Ibu Kota. Ia getol melakukan program kerjanya, seperti pengoptimalan pengunaan tanah, perbaikan sanitasi, dan mengatasi persoalan transportasi umum. Salah satunya yang paling kontroversial adalah penghapusan becak dari jalanan Jakarta. Bang Wi menganggap becak sebagai penyebab kemacetan dan transportasi kuno. Para tukang becak ini dialihkan menjadi sopir angkot atau bus kota.
7. Soemarno Sosroatmodjo
Tahun 1960-1964, Soemarno Sosroatmodjo menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta. Di masa jabatannya ini, ia merangkap pula sebagai Menteri Dalam Negeri. Menjadi Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soemarno harus bersiap menjadi tuan rumah ajang Asian Games 1962 yang digelar di Jakarta.
Seiring pembangunan berbagai fasilitas demi kelancaran pekan olahraga terbesar di Asia tersebut, Soemarno juga dihadapkan pada permasalahan kebutuhan tempat tinggal warga.
Untuk mengatasinya, Soemarno menggagas program rumah minimum yang menyasar masyarakat menengah ke bawah. Soemarno diangkat kembali sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan masa jabatan 1965-1966.
Di bidang militer, Soemarno adalah seorang dokter yang kerap bertugas ke wilayah pelosok. Lelaki kelahiran Jember, 24 April 1911 ini pernah berdinas di Tanjung Selor, Kalimantan bagian utara, sebagai dokter pemerintah Hindia Belanda. Setelah Indonesia merdeka, ia turut dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
(Khafid Mardiyansyah)