Carita Parahyangan mengisahkan di masa pemerintahan Surawisesa tercatat melakukan serangan 15 kali selama menjabat sebagai raja di Pajajaran. Sebagai usaha meningkatkan pertahanan dan keamanan, Prabu Siliwangi juga pernah melakukan hubungan diplomatik dengan bangsa Portugis saat menduduki Malaka pada tahun 1511 Masehi.
Koalisi ini semakin harmonis semenjak tanggal 21 Agustus 1522 Masehi, telah disepakati bersama untuk menjalin hubungan bidang militer. Perjanjian ini menerangkan Portugis akan membantu Kerajaan Pajajaran dan siap mengerahkan seluruh kekuatan, jika terjadi perselisihan dengan kerajaan mana pun.
Sebagai imbalannya, pihak Portugis meminta izin mendirikan benteng di Bandar Banten, dan diberi hak untuk mendapatkan 1.000 karung merica.
(Qur'anul Hidayat)