PRABU Siliwangi membuat sistem perhanan kuat dengan memiliki 3 pasukan elite. Tak ayal, raja bernama asli Ri Baduga Maharaja itu membawa Kerajaan Pajajaran disegani dan begitu kuat di Nusantara.
Dikutip dari buku "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" tulisan Fery Taufiq El Jaquenne, Prabu Siliwangi memiliki taktik dengan menunjukkan Siksakanda Karesian sebagai bentuk aturan negara dengan menciptakan keadilan menggunakan pedoman kitab tersebut. Bahkan, kitab Siksakanda Karesian telah dipelajari secara luas oleh masyarakat Sunda.
Sri Baduga Maharaja juga memiliki sistem teknis yang bagus, ia membentuk satuan tentara yang kuat. Tentara ini membuat negara Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran disegani oleh siapa pun. Pada Carita Parahyangan menyebutkan bahwa ada beberapa jenis kesatuan tentara kerajaan.
Satuan tentara mulai bayangkara yang bertugas sebagai penjaga keamanan, kemudian prajurit pamarang yang ahli dalam memainkan pedang, dan pamanah, artinya pasukan elite yang bertugas khusus memainkan panah.
Tiga prajurit elite Kerajaan Pajajaran ini berada di bawah hulujurit. Di bawah satu komando tersebut, semua pasukan mampu bersatu padu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Kendati memiliki prajurit yang mahir berperang, menariknya di era Prabu Siliwangi terkenal tidak pernah berperang. Tetapi kehebatan pasukannya dikenal di seluruh kerajaan di nusantara. Ketangguhan prajurit Pajajaran teruji di era Prabu Surawisesa setelah Prabu Siliwangi mangkat.