Vatikan Keluarkan Undang-Undang, Perketat Penyelidikan Peristiwa Supernatural

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 19 Mei 2024 13:01 WIB
Foto: Reuters.
Share :

VATIKAN CITY - Vatikan memperketat prosedur untuk mengevaluasi peristiwa supernatural yang dilaporkan seperti “Madonna menangis” dan “salib yang berlumuran darah” yang selama berabad-abad telah menarik perhatian umat Katolik.

Dalam sebuah dokumen yang menggantikan peraturan yang dibuat pada tahun 1978, kantor doktrinal Vatikan (DDF) mengatakan para uskup tidak bisa lagi bertindak independen ketika dihadapkan pada laporan tentang fenomena semacam itu dan harus berkonsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan penyelidikan.

Undang-undang ini juga mencabut kewenangan para uskup untuk mengakui sifat “supernatural” dari penampakan dan peristiwa-peristiwa lain yang dianggap ilahi, sehingga menyerahkan wewenang kepada Paus dan kantor pusat Vatikan untuk melakukan seruan tersebut.

Paus Fransiskus tampaknya skeptis terhadap peristiwa semacam itu di masa lalu, dan mengatakan kepada TV Italia RAI tahun lalu bahwa penampakan Perawan Maria “tidak selalu nyata” dan bahwa ia lebih suka melihatnya sebagai “menunjuk pada Yesus” daripada menarik perhatian pada dirinya sendiri.

Insiden-insiden yang dilaporkan oleh umat beriman, termasuk munculnya "stigmata", atau luka penyaliban Yesus, di tangan dan kaki orang-orang suci, sering kali menjadi dasar tempat suci dan ziarah.

Kepala DDF, Kardinal Victor Manuel Fernandez, mengatakan kepada wartawan bahwa kejadian semacam ini harus diwaspadai dengan sangat hati-hati, karena mungkin merupakan penipuan dan dieksploitasi untuk “keuntungan, kekuasaan, ketenaran, pengakuan sosial, atau kepentingan pribadi lainnya”.

Dokumen DDF mengatakan bahwa sebagai aturan, para uskup biasanya harus mengeluarkan “nihil obstat” – yang pada dasarnya merupakan izin untuk beribadah yang membuka isu apakah fenomena tersebut dapat secara resmi diakui oleh Vatikan sebagai “supernatural”. 

Namun pengakuan tersebut “sangat luar biasa”, kata Fernandez.

Para uskup dapat mencapai lima kesimpulan lain mengenai kejadian-kejadian supranatural yang diakui, kata DDF, termasuk penolakan formal mereka, atau langkah-langkah untuk melarang atau membatasi penyembahan fenomena kontroversial atau palsu.

Dokumen yang dirilis pada Jumat, (17/5/2024) menyebutkan, sebagai contoh kebingungan di masa lalu, dugaan penampakan supernatural Perawan Maria di Amsterdam pada 1940-an dan 1950-an yang akhirnya dinyatakan tidak sah pada 2020, setelah beberapa putusan yang bertentangan.

“Dibutuhkan waktu sekira 70 tahun yang menyiksa untuk menyelesaikan masalah ini,” kata DDF sebagaimana dilansir Reuters.

Norma DDF mencatat bahwa banyak tempat ziarah dikaitkan dengan peristiwa supernatural yang diakui dan belum disahkan oleh Vatikan, namun menambahkan bahwa hal ini tidak menimbulkan masalah serius bagi iman.

Meskipun tidak disebutkan dalam dokumen hari Jumat, salah satu contohnya adalah kuil populer Medjugorje di Bosnia di mana penampakan Perawan Maria berulang kali dilaporkan sejak 1981, dan penyelidikan Vatikan sedang menunggu keputusan.

“Kami pikir dengan aturan ini akan lebih mudah untuk mengambil kesimpulan yang hati-hati (tentang Medjugorje),” kata Fernandez. 

Menjamurnya fenomena-fenomena keagamaan, yang beberapa di antaranya jelas-jelas palsu, merupakan salah satu faktor di balik perpecahan dalam agama Kristen dan munculnya Protestantisme di Eropa pada abad ke-16.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya