Arab Saudi, sebagai eksportir minyak terbesar di dunia, bukanlah kandidat yang jelas untuk perjanjian nuklir yang biasanya bertujuan membangun pembangkit listrik.
Namun kerajaan tersebut berupaya untuk menghasilkan energi terbarukan dalam jumlah besar dan mengurangi emisi berdasarkan rencana jangka panjang yang ambisius, sementara para kritikus mengatakan Riyadh mungkin menginginkan keahlian nuklir jika suatu hari nanti ingin memperoleh senjata nuklir, meskipun ada upaya perlindungan yang diabadikan dalam perjanjian dengan Washington untuk mencegah hal ini.
(Rahman Asmardika)