Sementara, Pierre Tendean, yang merupakan ajudannya dibawa oleh para pemberontak ke Lubang Buaya dan dibunuh di sana. Putri Nasution, Ade Irma Suryani Nasution, terkena tembakan dan meninggal dunia beberapa hari usai peristiwa kelam itu.
Selama mengabdi, Nasution memberikan banyak sumbangsih melalui pemikiran dan tulisan-tulisannya. Ia adalah sosok di balik konsep dwifungsi ABRI. Artinya, ABRI juga berfungsi sebagai kekuatan sosial-politik, tentunya selain kekuatan pertahanan dan keamanan.
3. Jenderal L B Moerdani
Perwira tinggi yang juga tokoh intelijen Indonesia, Leonardus Benny Moerdani atau L B Moerdani pernah ikut serta dalam Permesta di Sulawesi Utara dan penumpasan pemberontak PPRI di Sumatera Utara, Sumatera Barat, serta Riau.
Ia dikenal sebagai sosok yang sangat piawai di medan perang. Bahkan, Benny pernah melakukan terjun payung di Pekanbaru. Padahal, kala itu dirinya belum pernah berlatih.
Benny yang menjabat sebagai Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, yang kini bernama Kopassus), nekat melakukan hal tersebut usai mendapat arahan singkat dari Letda Soeweno.
Sepak terjangnya di lapangan membuat Benny disegani oleh berbagai pihak asing. Di tubuh TNI Benny pernah menjabat sebagai Panglima TNI, Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban, serta Menteri Pertahanan dan Keamanan.
4. Jenderal Sarwo Edhie Wibowo
Sarwo Edhie adalah Komandan RPKAD yang juga berhasil menumpas para pemberontak PKI. Setelahnya, ia menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih.
Sarwo Edhie menangkap para tokoh PKI dan kelompok lain yang dinilai berafiliasi dengan PKI. Pihak yang ditangkap juga berasal dari anggota TNI yang pro-PKI, seperti Kapten Sukarno, Kolonel Sahirman, dan Kolonel Maryono.
Sementara itu, dirinya disebut melatih masyarakat sipil yang anti-PKI sebagai pihak utama dalam menjalankan penumpasan.
(Fakhrizal Fakhri )