UEA Umumkan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pusat Penelitian Mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo di RI

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 21 Mei 2024 11:19 WIB
UEA umumkan peletakan batu pertama pembangunan pusat penelitian mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo di Bali (Foto: Okezone)
Share :

Lembaga ini juga akan menjadi platform bagi para ilmuwan dan peneliti untuk bekerja sama serta bertukar pengalaman dan pengetahuan, yang akan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi tantangan lingkungan saat ini dan di masa depan.

“Proyek Pusat Penelitian Mangrove Mohamed bin Zayed-Joko Widodo mendukung kebijakan UEA yang sejalan dengan tujuan Konferensi COP28, yang fokus pada memperkuat upaya global dalam menghadapi perubahan iklim dan mewujudkan kelestarian lingkungan. Lembaga ini juga menggambarkan komitmen UEA untuk memimpin inisiatif lingkungan hidup dan menguatkan kerja sama antarnegara dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” terangnya.

Dalam hal ini, Yang Mulia Dr. Amna bint Abdullah Al Dahhak menegaskan bahwa UEA, di bawah kepemimpinan Yang Mulia Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Presiden UEA sangat ingin berkontribusi dan berperan aktif dalam menemukan solusi praktis untuk melindungi lingkungan dan mendukung upaya keberlanjutan bagi seluruh warga dunia.

“Lembaga ini mewakili salah satu kontribusi terpenting UEA dalam kerjasamanya dengan Indonesia untuk mempromosikan solusi berbasis alam dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim di kedua negara dan dunia, karena hutan mangrove merupakan penyimpanan karbon alami yang mendukung berbagai solusi teknologi untuk mengurangi emisi karbon,” ungkap Menteri Amna.

Lebih lanjut, Menteri Amna menambahkan bahwa lembaga ini mendukung upaya penyebaran lebih banyak lagi pohon mangrove secara global, terutama di UEA, yang berencana untuk menanam 100 juta pohon bakau pada tahun 2030, selain juga Indonesia yang memiliki hutan bakau terbesar dan paling beragam di dunia.

“Mengingat penurunan signifikan hutan mangrove di dunia, UEA menyadari bahwa kehilangan lebih banyak hutan mangrove akan menyebabkan dampak perubahan iklim menjadi lebih parah, seperti terjadinya lebih banyak banjir dan badai serta ancaman kepada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Lembaga ini akan berupaya mencari solusi untuk menghentikan kerugian akibat hilangnya kekayaan lingkungan ini, lalu berupaya mengembangkannya kembali di dunia, sebagai bentuk kontribusi dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat dunia,” paparnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya