IRAN - Ebrahim Raisi selaku presiden Iran dilaporkan telah tewas dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/05/2024). Saat itu, Raisi bersama pejabat Iran lainnya sedang dalam perjalanan balik dari peresmian bendungan di perbatasan Iran dengan Azerbaijan.
Melansir Euronews, helikopter yang ditumpangi Raisi bersama pejabat Iran lainnya terpaksa melakukan ‘pendaratan keras’ di wilayah pegunungan setelah mengalami kesulitan dalam kabut tebal dan cuaca buruk.
Tewasnya Ebrahim Raisi tentu meninggalkan duka bagi keluarganya. Raisi memiliki istri yang bernama Jamileh Alamolhoda yang dinikahinya sejak tahun 1983. Kedua pasangan ini memiliki dua putri.
Nama dari kedua putri Ebrahim Raisi tidak pernah dipublikasikan karena masalah privasi namun yang pasti kedua putrinya memiliki pendidikan yang tinggi. Melansir Times Now News, salah satu putrinya sedang berkuliah di Universitas Sharif dan yang satunya lagi berkuliah di Universitas Teheran.
Sementara itu, menurut penyelidikan awal oleh kelompok penyelamat Turki yang menemukan puing-puing helikopter yang jatuh dan menewaskan Presiden Iran, helikopter yang jatuh tidak dilengkapi transponder atau dimatikan.
Menteri Transportasi Turki, Abdulkadir Uraloğlu, mengatakan kepada wartawan bahwa setelah mendengar berita kecelakaan itu, pihak berwenang Turki telah memeriksa sinyal dari transponder helikopter yang menyiarkan informasi ketinggian dan lokasi. “Tapi sayangnya, [menurut kami] kemungkinan besar sistem transponder dimatikan atau helikopter tidak memilikinya,” ujarnya.
Juga terungkap bahwa pemerintah Iran telah didesak dalam sebuah memo oleh para pejabat untuk membeli dua helikopter Rusia untuk para pemimpinnya di tengah kekhawatiran atas pemeliharaan armada helikopternya yang sudah tua.
Mantan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif menyalahkan sanksi Amerika Serikat (AS) karena mempersulit pembelian suku cadang armada, dan menambahkan bahwa kecelakaan itu akan dicatat dalam daftar hitam kejahatan Amerika terhadap bangsa Iran.
Helikopter yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah Bell 212, pesawat berbilah dua yang mampu membawa 15 orang.
(Susi Susanti)