SINGAPURA - Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam mengeluarkan pernyataan di akun media sosialnya, menyatakan belasungkawa kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari para korban pesawat Singapore Airlines (SIA) yang mengalami turbulensi ekstrem.
“Kami tidak memiliki rincian mengenai mereka yang terkena dampak, namun ketahuilah bahwa kementerian dan lembaga pemerintah, serta SIA, melakukan yang terbaik untuk mendukung semua yang terkena dampak dan bekerja sama dengan pihak berwenang di Bangkok, tempat pesawat tersebut dialihkan,” terangnya.
Menteri Transportasi Singapura Chee Hong Tat dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosialnya, menuliskan dia sangat sedih mengetahui insiden tersebut.
“Pejabat Kementerian Perhubungan Singapura, Kementerian Luar Negeri Singapura, Otoritas Penerbangan Sipil Singapura dan Bandara Changi serta staf SIA [Singapore Airlines] memberikan dukungan kepada penumpang yang terkena dampak dan keluarga mereka,” katanya.
Kementerian Transportasi Singapura mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sedang menyelidiki situasi yang melibatkan SQ321 dan Biro Investigasi Keselamatan Transportasi telah menghubungi rekan-rekan mereka di Thailand.
Turbulensi terjadi ketika sebuah pesawat terbang melewati benturan udara dan bergerak dengan kecepatan yang sangat berbeda.
Dengan turbulensi ringan dan sedang, penumpang mungkin merasakan ketegangan pada sabuk pengamannya, dan barang-barang yang tidak aman dapat berpindah-pindah di sekitar kabin.
Namun dalam kasus yang parah, turbulensi dapat membuat penumpang terlempar ke sekitar kabin, menyebabkan cedera parah dan terkadang kematian.
Sebuah studi pada bulan September 2022 memperkirakan bahwa turbulensi udara jernih akan meningkat secara signifikan di seluruh dunia pada periode 2050-2080, khususnya di sepanjang rute penerbangan tersibuk, dan jenis turbulensi terkuat akan meningkat paling besar.
Singapore Airlines sering dianggap sebagai salah satu maskapai teraman di dunia.
Satu-satunya kecelakaan fatal sebelumnya terjadi pada bulan Oktober 2000 ketika penerbangan SQ006 jatuh ketika Boeing 747-400 lepas landas dari landasan pacu yang ditutup di Taiwan di tengah hujan lebat, menewaskan 83 orang di dalamnya.
(Susi Susanti)