NEW YORK - Karim Khan, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional yang mengumumkan bahwa ia akan mengajukan surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Israel dan Hamas paa Senin (20/5/2024), telah banyak menarik perhatian internasional.
Dia mendapatkan reputasi selama karirnya yang panjang di bidang hukum internasional sebagai pembicara yang berbakat dan litigator yang berpikiran keras.
Lalu, siapakah sebenarnya Khan? Khan, seorang litigator Inggris diketahui mengambil alih sebagai kepala jaksa di I.C.C. pada bulan Juni 2021. Sebelumnya, ia pernah bertugas sebagai pembela dan penuntut di beberapa pengadilan internasional.
Di antara klien terkenalnya adalah Seif al-Islam el-Qaddafi, putra mendiang diktator Libya Muammar el-Qaddafi; dan Charles Taylor, mantan presiden Liberia, yang memecatnya.
Salah satu kasus yang kontroversial adalah pembelaannya terhadap William Ruto, yang kini menjadi presiden Kenya, yang menghadapi tuduhan menghasut kekerasan setelah pemilu nasional. Pada tahun 2016, ketika Ruto menjadi wakil presiden, kasus ini berakhir dengan pembatalan persidangan karena campur tangan saksi dan campur tangan politik. Khan tidak dituduh melakukan kesalahan. Dia juga menangani masalah kejahatan perang di Rwanda, Kamboja dan Irak.
ICC negara-negara anggota memilih seorang jaksa melalui pemungutan suara rahasia, dan pada tahun 2021 mereka memilih Khan setelah kebuntuan selama berbulan-bulan. Ia mendapat dukungan kuat dari Inggris, antara lain dari Eropa. Meskipun Amerika Serikat bukan anggota mahkamah tersebut, para pejabat Washington mendukungnya di belakang layar.
Salah satu tindakan pertamanya sebagai jaksa, yang mengejutkan banyak orang, adalah menurunkan prioritas penyelidikan atas penganiayaan tahanan oleh pasukan Amerika di Afghanistan, dan malah berfokus pada dugaan kejahatan skala besar yang dilakukan oleh Taliban dan ISIS.