Profil Jaksa ICC Karim Khan yang Minta Netanyahu Ditangkap Atas Kejahataan Perang Gaza

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 22 Mei 2024 16:04 WIB
Profil Jaksa ICC Imran Khan yang minta Netanyahu ditangkap atas kejahatan perang Gaza (Foto: Peter Dejong)
Share :

NEW YORK - Karim Khan, jaksa Pengadilan Kriminal Internasional yang mengumumkan bahwa ia akan mengajukan surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Israel dan Hamas paa Senin (20/5/2024), telah banyak menarik perhatian internasional.

Dia mendapatkan reputasi selama karirnya yang panjang di bidang hukum internasional sebagai pembicara yang berbakat dan litigator yang berpikiran keras.

Lalu, siapakah sebenarnya Khan? Khan, seorang litigator Inggris diketahui mengambil alih sebagai kepala jaksa di I.C.C. pada bulan Juni 2021. Sebelumnya, ia pernah bertugas sebagai pembela dan penuntut di beberapa pengadilan internasional.

Di antara klien terkenalnya adalah Seif al-Islam el-Qaddafi, putra mendiang diktator Libya Muammar el-Qaddafi; dan Charles Taylor, mantan presiden Liberia, yang memecatnya.

Salah satu kasus yang kontroversial adalah pembelaannya terhadap William Ruto, yang kini menjadi presiden Kenya, yang menghadapi tuduhan menghasut kekerasan setelah pemilu nasional. Pada tahun 2016, ketika Ruto menjadi wakil presiden, kasus ini berakhir dengan pembatalan persidangan karena campur tangan saksi dan campur tangan politik. Khan tidak dituduh melakukan kesalahan. Dia juga menangani masalah kejahatan perang di Rwanda, Kamboja dan Irak.

ICC negara-negara anggota memilih seorang jaksa melalui pemungutan suara rahasia, dan pada tahun 2021 mereka memilih Khan setelah kebuntuan selama berbulan-bulan. Ia mendapat dukungan kuat dari Inggris, antara lain dari Eropa. Meskipun Amerika Serikat bukan anggota mahkamah tersebut, para pejabat Washington mendukungnya di belakang layar.

Salah satu tindakan pertamanya sebagai jaksa, yang mengejutkan banyak orang, adalah menurunkan prioritas penyelidikan atas penganiayaan tahanan oleh pasukan Amerika di Afghanistan, dan malah berfokus pada dugaan kejahatan skala besar yang dilakukan oleh Taliban dan ISIS.

Dia memulai penyelidikan atas invasi Rusia ke Ukraina segera setelah invasi tersebut dimulai pada tahun 2022, dan memperoleh surat perintah penangkapan untuk Presiden Vladimir V. Putin dari Rusia dan pejabat Rusia lainnya pada bulan Maret 2023. Dia hanya menunjukkan sedikit kemajuan dalam penyelidikan yang dibuka pada tahun 2021 tentang dugaan kejahatan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, maupun kejahatan yang dilakukan Hamas.

Banyak komentator hukum berpendapat bahwa kesenjangan tersebut mencerminkan standar ganda yang merugikan pengadilan, meskipun pengadilan mengatakan bahwa penyelidikan terhambat oleh kurangnya kerja sama dari Israel.

Kritikus menuduh Khan lambat dalam bereaksi terhadap serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, dan tanggapan militer Israel setelahnya, yang telah menciptakan krisis kemanusiaan dalam upayanya untuk menghancurkan Hamas.

Namun Khan mencatat bahwa para penyelidik segera diizinkan bekerja di Ukraina, sementara Israel telah mencegah dia atau siapa pun dari kantornya memasuki Gaza. Baru-baru ini dia diizinkan melakukan perjalanan ke Tepi Barat dan ke desa-desa di Israel yang diserang oleh Hamas.

Pengumuman Khan pada Senin (20/5/2024) bahwa ia telah meminta hakim untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua pejabat tinggi Israel, yakni Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant, menteri pertahanan negara tersebut, dan tiga pemimpin Hamas merupakan peristiwa yang luar biasa.

Alih-alih menunggu hakim untuk memutuskan atau menandatangani surat perintah, ia tiba-tiba mengungkapkan rencananya dalam rekaman pengumuman di situs web pengadilan. Hal yang juga tidak biasa adalah pengungkapan daftar para ahli terkemuka, dua di antaranya adalah mantan hakim, yang telah ia konsultasikan untuk meninjau bukti-bukti dan analisis hukumnya sebelum meminta surat perintah penangkapan.

Meskipun para jaksa diketahui berkonsultasi dengan para ahli, namun beberapa ahli melihat publikasi daftar nama tersebut sebagai upaya Khan untuk menunjukkan bahwa ada dukungan hukum yang kuat terhadap keputusannya di luar pengadilan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya