Dulu Indonesia Jaya dengan Satelit-Satelitnya, Kini dengan Starlink Jadi Tidak Berdaya

Opini, Jurnalis
Sabtu 25 Mei 2024 06:15 WIB
Roy Suryo (Foto: Dok Okezone)
Share :

Masyarakat patut sangat berbangga, karena SKSD Palapa ini menempatkan Indonesia sebagai negara ke-3 (tiga) di seluruh dunia yang mengoperasikan Satelit GSO (Geo Stationer Orbital). Nama Palapa secara filosofis dipilih oleh Presiden Soeharto saat itu sebagai perwujudan "Soempah Amoekti Palapa" dari Mahapatih kerajaan Majapahit Gadjah Mada yang bertekad tidak akan makan buah Palapa sebelum Nusantara bersatu th 1258 Saka (1336 Masehi).

Satelit Palapa A1 beroperasi hingga tahun 1983 di Orbit 83° BT sebelum digantikan Satelit Palapa A2 tgl 10/03/1977 yang berada di Orbit 77°BT. Secara teknis jenis Satelit Palapa A ini Mengusung 12 Transponder yang mayoritas digunakan untuk kepentingan sambungan telepon dari Sabang sampai Merauke dan juga pancar ulang siaran-siaran RRI & TVRI.

Semenjak Indonesia memiliki Satelit Palapa B1 pada 18/06/1983 di Orbit 113°BT yang berkapasitas dua kali pendahulunya (24 Transponder), terlebih saat memiliki Satelit Palapa B2P (P singkatan dari "Pengganti" karena Palapa B2 sempat hilang saat diluncurkan, sebelum akhirnya diambil kembali dan menjadi Palapa B2R), satelit jenis Palapa B ini menjadi "Hot Bird" di Asia karena negara-negara tetangga belum memiliki satelit sendiri seperti sekarang. Tak heran Palapa B2P laris manis disewa stasiun-stasiun TV Asia (saat itu) seperti RTM1,2 dan TV3 (Malaysia), ABS-CBN (Philipina), BBTV, ArmyTV (Thailand), hingga Ch.7 & Ch.9 (Australia). Sejak inilah juga popularitas Antena Parabola menjadi marak di Indonesia, karena orang bisa menyaksikan tidak hanya siaran-siaran TVRI tetapi juga TV-TV Luar Negeri yang menyewa Transponder Palapa B2P.

Teknologi terus berkembang, kini negara-negara tetangga Asia sudah juga memiliki satelitnya sendiri-sendiri, misalnya MeaSat (Malaysia), Thaicom (Thailand), InSat (India), Agila (Philipina), Chinasat, KoreaSat termasuk Amerika & Pasifik yang menempatkan Satelitnya di Orbit di atas Indonesia (PanamSat, Apstar, Asiasat dan sebagainya). Satelit Palapa pasca Satelindo diakuisisi Indosat dan Indosat dijual praktis sudah "hilang" dari haribaan Pertiwi, makanya Telkom kemudian meluncurkan Satelit Telkom (yang kini sudah sampai Telkom-4 di Orbit 108.2°BT). Selain itu, Indonesia juga masih memiliki Satria-1 dan Satelit Merah Putih 2 di Orbit 113°BT. Fungsi satelit GSO juga sekarang banyak untuk akses Data Internet guna memperkecil Blank Spot di wilayah-wilayah terpencil, terutama 3T: Tertinggal, Terdepan, Terluar disamping tetap untuk siaran TV, Radio dan Multinedia lainnya.

Ironisnya, justru sebagai negara ketiga paling awal yang memiliki Satelit GSO (1976) dan Satelit tersebut laku keras disewa oleh negara-negara tetangga sehingga secara ekonomis sangat menguntungkan hingga kita pernah menguasai Orbit Asia bahkan melebar sampai Australia & Pasifik, kini Indonesia malah hanya seperti jadi penonton dari teknologi Satelit LEO (Low Earth Orbital) sebagaimana teknologi StarLink yang telah saya paparkan sebelumnya, termasuk semua bahayanya. Lebih memalukannya lagi Rezim ini tampak tak ada marwahnya untuk hanya bisa sekadar menjadi Kernet / Calo teknologi tersebut, laksana "Bedinde sowan di hadapan Ndoro Tuan" seperti yang saya jelaskan detail kemarin. Kalau saja sang Mahapatih Majapahit Gadjah Mada tahu kondisi sekarang, mungkin beliau bisa bersumpah lagi sebagaimana 688 tahun silam, atau malah bisa juga justru meneriakkan Sumpah Serapah melihat kelakuan Rezim ini yang sama saja menjual bangsa ...

(Penulis: Dr. KRMT Roy Suryo, Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen)

(Arief Setyadi )

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya