"Mereka belajar agama Buddha, yang membuat wilayah Kerajaan Sriwijaya tumbuh menjadi pusat pendidikan agama Buddha," sebagaimana dikutip dari "Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri".
Dia juga mencatat bahwa terdapat banyak "negara" di bawah kerajaan yang disebut Sriwijaya (Shili Foshi) (Nas, 1995: 133-134). Sebuah rupaka Buddha, juga ditemukan di situs arkeologi Bukit Seguntang yang kini dipajang di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Tapi ketika memasuki abad 10 tepatnya sekitar tahun 990 M, pasukan dari Kerajaan Medang, atau Kerajaan Mataram kuno, di Jawa menyerang Sriwijaya. Akibat penyerangan ini, Palembang porak-poranda dan istananya pun dijarah. Namun, Cudamani Warmadewa segera meminta perlindungan dari Tiongkok. Pada tahun 1006, invasi Medang berhasil dipukul mundur.
Sebagai pembalasan, raja Sriwijaya mengirim pasukannya untuk membantu Raja Wurawari dari Lwaram, dalam pemberontakannya terhadap Medang. Dalam pertempuran selanjutnya, Istana Medang dihancurkan dan keluarga Kerajaan Medang dieksekusi mati.
(Awaludin)