KENYA – Kunjungan Presiden Kenya William Ruto ke Amerika Serikat (AS) menuai banyak kritikan dari warga Kenya. Warga menilai kunjungan Ruto ke AS mneggunakan jet pribadi jauh lebih mahal ketimbang memakai maskapai nasional.
Presiden menggunakan perusahaan RoyalJet milik Dubai untuk melakukan perjalanan ke AS, bersama rombongan sekitar 30 orang.
Ruto diketahui berangkat ke AS dalam kunjungan resmi kenegaraan selama tiga hari. Ini merupakan kunjungan pertama yang dilakukan pemimpin Afrika dalam kurun waktu lebih dari 15 tahun.
Dia tidak menyebutkan berapa harga jet tersebut, atau berapa biaya yang harus dikeluarkan Kenya Airways. Namun menyewa jet semacam itu dilaporkan menelan biaya sebesar USD1,5 juta (Rp24 miliar) dibandingkan perkiraan biaya USD300.000 untuk tiket kelas bisnis di Kenya Airways untuk seluruh delegasi.
“Fakta-fakta yang terungkap di masyarakat tampaknya tidak mendukung pernyataannya,” kata analis politik Prof Herman Manyora kepada BBC.
Manyora mengatakan presiden seharusnya menjelaskan dirinya dengan lebih baik, untuk meyakinkan masyarakat bahwa menggunakan jet pribadi adalah hal yang benar.
Dia mengatakan presiden seharusnya mempertimbangkan persepsi masyarakat dan menjelaskan manfaat menggunakan pesawat sewaan, termasuk fleksibilitas, kelas dan keamanan.
“Saya mengharapkan penjelasan seperti itu, bukan penjelasan yang membuat orang bertanya-tanya,” katanya.