Israel Bunuh 210 Warga Palestina dalam Operasi Pembebasan 4 Sandera di Gaza

Rahman Asmardika, Jurnalis
Minggu 09 Juni 2024 10:30 WIB
Rumah warga Palestina yang hancur dihantam serangan Israel di kamp pengungsian Al-Nuseirat, Gaza Tengah, 8 Juni 2024. (Foto: Reuters)
Share :

YERUSALEM - Pasukan Israel menyelamatkan empat sandera yang ditahan oleh Hamas sejak Oktober dalam serangan di Gaza pada Sabtu, (86/2024) yang menurut para pejabat Palestina menewaskan lebih dari 200 orang, salah satu serangan Israel paling berdarah dalam perang yang telah berlangsung selama delapan bulan.

Operasi penyelamatan sandera dan serangan udara intensif terjadi di al-Nuseirat di Gaza tengah, sebuah wilayah padat penduduk dan sering menjadi lokasi konflik antara Israel dan Hamas, kelompok Islam yang berkuasa di wilayah Palestina.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan operasi itu terjadi di jantung lingkungan perumahan di Nuseirat tempat Hamas menyandera para sandera di dua blok apartemen terpisah. Pasukan Israel mendapat serangan hebat selama serangan itu dan membalasnya dengan tembakan “dari udara dan dari jalan,” kata juru bicara Laksamana Muda Daniel Hagari.

“Kami mengetahui jumlah korban di bawah 100 orang (Palestina). Saya tidak tahu berapa banyak di antara mereka yang merupakan teroris,” katanya dalam pengarahan kepada wartawan sebagaimana dilnsir Reuters. Seorang komandan pasukan khusus Israel tewas dalam operasi tersebut, kata sebuah pernyataan polisi.

Paramedis dan warga Gaza mengatakan serangan itu menewaskan banyak orang dan menyebabkan tubuh pria, wanita dan anak-anak berserakan di sekitar pasar dan masjid.

Israel menyebutkan sandera yang diselamatkan adalah Noa Argamani, (26), Almog Meir Jan, (22), Andrey Kozlov, (27), dan Shlomi Ziv, (41). Mereka dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis dan dalam keadaan sehat, kata militer.

Mereka semua diculik dari festival musik Nova selama serangan mematikan oleh militan Palestina pimpinan Hamas di kota-kota dan desa-desa Israel di dekat Gaza pada 7 Oktober, yang memicu perang dahsyat tersebut.

Pejuang Hamas membawa sekira 250 sandera kembali ke Gaza pada 7 Oktober, lebih dari 100 di antaranya dibebaskan dan ditukar dengan sekira 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November. Menurut penghitungan Israel, terdapat 116 sandera yang tersisa di daerah kantong pantai tersebut, termasuk setidaknya 40 orang yang dinyatakan tewas secara inabstia oleh pihak berwenang Israel.

Juru Bicara Brigade bersenjata al-Qassam Hamas, Abu Ubaida, mengatakan beberapa sandera tewas dalam operasi penyelamatan. Namun, Israel menyangkal klaim tersebut, menyebutnya sebagai sebuah kebohongan.

Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan kemudian jumlah korban tewas meningkat menjadi sedikitnya 210 warga Palestina dan lebih banyak lagi yang terluka, setelah petugas medis dan pejabat kesehatan sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 100 orang. Belum ada konfirmasi mengenai angka tertinggi dari Kementerian Kesehatan Gaza.

“Seperti film horor, drone dan pesawat tempur Israel menembaki sepanjang malam secara acak ke rumah-rumah penduduk dan orang-orang yang mencoba melarikan diri dari daerah tersebut,” kata Ziad, (45), seorang paramedis dan warga Nuseirat, yang memberikan kesaksian.

Pengeboman tersebut terfokus pada pasar lokal dan masjid al-Awda, katanya kepada Reuters melalui aplikasi pesan. “Untuk membebaskan empat orang, Israel membunuh puluhan warga sipil tak berdosa,” ujarnya.

Tim tanggap darurat berusaha mengangkut korban tewas dan terluka ke rumah sakit di kota terdekat Deir al-Balah tetapi banyak jenazah masih tergeletak di jalan, termasuk di sekitar distrik pasar, kata Ziad dan warga lainnya.

Nuseirat, sebuah kamp pengungsi Palestina yang bersejarah, telah menjadi sasaran pemboman besar-besaran Israel selama perang dan juga terjadi pertempuran sengit di wilayah timurnya.

Israel telah menewaskan lebih dari 36.000 warga sipil Palestina, termasuk anak-anak selama perangnya dengan Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memasukkan rezim zionis itu ke dalam daftar negara-negara “yang melanggar hak anak-anak" bersama dengan kelompok militan seperti ISIS dan Al Qaeda.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya