Ini Alasan Kerajaan Mataram Kuno Berpindah Ibu Kota ke Timur

Avirista Midaada, Jurnalis
Minggu 09 Juni 2024 08:00 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok Istimewa/Okezone)
Share :

 

JAKARTA - Kerajaan Mataram kuno konon memindahkan pusat pemerintahannya dari Pulau Jawa bagian tengah ke timur. Peristiwa meletusnya Gunung Merapi konon membuat pusat pemerintahan berpindah semasa Mpu Sindok bertahta.

Tapi konon ada perjalanan yang telah disiapkan Mpu Sindok sebelum pemindahan ibu kota kerajaan tersebut. Mpu Sindok mendukung pemberontakan yang dilakukan oleh Rakai Sumba Dyah Wawa, semasa pemerintahan Rakai Layang Dyah Tuludong di Medang.

Keberhasilan menggulingkan pemerintahan Dyah Tuludong membuat akhirnya Dyah Wawa naik tahta. Mpu Sindok pun naik tahta menjadi Rakryan Mahapatih Hino, hingga akhirnya dinikahkan dengan putri Dyah Wawa bernama Sri Wardhani Mpu Kebi.

Semasa pemerintahan Dyah Wawa itulah dikutip dari "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" lletusan dahsyat menghancurkan Kerajaan Mataram. Alhasil nyaris seluruh bangunan istana rusak, termasuk Dyah Wawa yang hilang konon ditelan material Gunung Merapi.

Mpu Sindok pun dinobatkan sebagai raja pengganti Dyah Wawa, yang saat itu pusat pemerintahannya juga sudah berpindah ke Tamlang, sebagaimana tertulis di Prasasti Turyan. Satu tahun kemudian Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahannya dari Tamlang ke Watugaluh, sesuai Prasasti Paradah dan Prasasti Anjukladang.

Mpu Sindok memutuskan memindahkan kerajaan karena keadaan alam Bhumi Mataram tertutup secara alamiah dari dunia luar, pasca erupsi Gunung Merapi. Hal itu menyulitkan untuk wilayah Mataram berkembang sesuai pemikiran Mpu Sindok.

Sebaliknya, Tamlang atau Watugaluh lebih terbuka untuk mengembangkan aktivitas perdagangan, dengan dunia luar. Sungai Bengawan Solo dan Sungai Brantas dapat digunakan sebagai sarana perhubungan dan perdagangan antara pedalaman dan pantai. Di samping itu, tanah di Tamlang dan Watugaluh masih terbilang subur dibandingkan dengan tanah di Bhumi Mataram yang sudah sekian lama dimanfaatkan.

Berikutnya, berkaitan dengan masalah politik, di mana pemindahan pusat pemerintahan Medang yang dilakukan oleh Mpu Sindok tersebut untuk menghindari serangan dari Sriwijaya. Hal ini disebabkan setelah Dinasti Sailendra terdesak dari Jawa Tengah dan menetap di Sumatera, merupakan ancaman serius bagi Dinasti Sanjaya.

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya