SURAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar kajian dan sosialisasi implementasi Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila kepada para guru dan kepala sekolah pada satuan pendidikan di bawah koordinasi Kementerian Agama RI di Surakarta, Jawa Tengah (21/6/2024).
Acara yang dihadiri seribu lebih guru dan kepala sekolah tersebut bertujuan untuk melaksanakan kajian dan monitoring dalam pengimplementasian BTU Pendidikan Pancasila untuk tingkat dasar dan menengah. Buku tersebut telah disusun secara gotong royong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan BPIP.
Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan bahwa pihaknya akan selalu memonitor dan memastikan BTU Pendidikan Pancasila telah digunakan di setiap satuan pendidikan, termasuk yang berada di bawah koordinasi Kementerian Agama RI.
“Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 menyatakan bahwa Pancasila merupakan muatan wajib dalam kurikulum setiap jenjang pendidikan dalam rangka pengamalan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, implementasi BTU Pendidikan Pancasila merupakan upaya strategis bersama untuk mentransmisikan nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan karakter mulia kepada generasi penerus bangsa, terutama melalui pendidikan formal mulai jenjang PAUD hingga Pendidikan Tinggi yang sempat terputus selama dua dekade lebih sejak reformasi 1998”, ungkap Prof Yudian.
Kiai lulusan Harvard Law School ini menjelaskan, implementasi BTU Pendidikan Pancasila ini berbeda dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebelumnya. Dalam penerapan BTU Pendidikan Pancasila, muatannya terdiri dari materi kognitif sebanyak 30 persen dan 70 persen berisikan aktualisasi Pancasila dalam praktik kehidupan atau Pancasila dalam tindakan.
“Dengan demikian, implementasi BTU Pendidikan Pancasila yang menitikberatkan pada praktik aktualisasi nilai-nilai Pancasila diharapkan mampu mengokohkan para pelajar terhadap pengetahuan, keyakinan dan habituasi Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa, falsafah dasar bangsa, dan pemersatu bangsa secara berkesinambungan dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi," kata dia.