Polda Sumbar Lacak Akun Viralkan Kematian Bocah Tuduh Dianiaya Polisi

Rus Akbar, Jurnalis
Minggu 23 Juni 2024 18:34 WIB
Kapolda Sumbar Irjen Suharyono (Foto: Rus Akbar)
Share :

PADANG - Polda Sumatera Barat masih melakukan pelacakan terhadap akun media sosial (medsos) yang menyatakan kematian Afif Maulana (13) diduga dianiaya anggota polisi saat pengamanan tawuran, yang berdampak merugikan lembaga kepolisian itu sendiri.

“Kita mencari siapa yang memviral itu, dia akan kita ambil kita periksa dia harus testimoni, apakah kamu benar melihat, apakah kamu kok ngomong segitu, kamu sudah trial by the press sudah menyampaikan di press sebelum fakta yang sebenarnya, ada fakta sebenarnya cukup bukti atau tidak, kamu hanya asumsi atau hanya ngarang-ngarang, ini yang dirugikan adalah institusi Polri,” kata Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, Minggu (23/6/2024).

Kapolda juga menyampaikan, hari ini pihaknya menjelaskan dan meluruskan dengan catatan, seandainya ditemukan novum atau bukti baru yang kemudian ada anggota yang bertindak sesuatu yang tidak sesuai SOP, pasti juga akan menegakkan hukum anggota yang menyimpang dari SOP itu.

“Tapi sejauh ini dari kesaksian anggota kami telah melaksanakan penegakan hukum maupun pencegahannya ini dengan benar, Protap cipta kondisi sudah ada sehingga cepat lambatnya kami hanya mencari seseorang saja. Kita perlu waktu di mana posisi, kita lacak akun di mana yang ada sudah berupaya kita takedown, siang muncul lagi, siang kita takedown malam muncul lagi itu namanya medsos,” terangnya.

Akhirnya itu menjadi viral kalau berita viral silakan saja, tapi kata Suharyono, pihaknya akan meluruskan dengan counter juga, bawah kejadian itu seperti ini, pihak kepolisian tidak dirugikan.

“Tapi mana kala sekali lagi anggota kami oknum tidak sesuai SOP, kami memeriksa satu persatu-satu perannya sebagai apa, dimana posisinya memeriksa, siapa dan bagaimana kelanjutannya,” ujarnya.

Lanjut Kapolda, dari 18 orang yang diamankan, Afif Maulana itu tidak ada. Setelah siang itu ditemukan dia dibawa jembatan.

“Itu di luar sepengetahuan kami, kami mencari tahu kesaksian dan bukti yang cukup untuk menyatakan bawah seperti apa posisi Afif Maulana pada saat itu,” terangnya.

Kata Suharyono, Afif diketahui setelah adanya masyarakat yang melapor, kemudian pernyataan Aditia yang memboncengkan Afif.

“Tetapi saat proses penangkapan, Aditia menjelaskan bahwa saya tadi berboncengan dengan Afif tapi afif tidak tahu, polisi juga tidak tahu, kan diamankan di TKP itu motornya Afif, Aditia pembonceng,” ujarnya.

Peristiwa masuknya ke sungai itu, kata Jenderal bintang tiga itu, hanya peristiwa mengajak, saat dikejar, Afif itu sudah mengajak tapi Aditia tidak mau. “Jawabanya kita menyerahkan diri dulu, kita menyerahkan dirilah,” ucapnya.

Tapi karena diduga motor ini jatuh karena masih kelihatan akhirnya handphone terpental, Aditia sibuk mencari handphone, sedangkan polisi saat itu selain mengamankan barang bukti, dan pelaku tawuran lainnya.

“Polisi juga tidak terlalu fokus siapa yang dibonceng Aditia. Kami hanya mengamankan 18 orang, itu puluhan yang lain itu buyar entah kemana-mana dengan alat masing kalau pelaku malam itu lebih dari 40 orang. Apalagi masalah Afif Maulana juga tidak diketahui,” ujarnya.

(Arief Setyadi )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya