Soegianto membeberkan, kelompok itu lantas menutup aksinya hingga akhirnya membubarkan dirinya dan itu dinilainya masuk akal. Namun, tak ada sejarahnya peretas, khususnya kelompok penyerang ransomware memberikan kunci secara gratis.
"Tapi Brain Chiper ini tak ada angin tak ada hujan hanya karena ingin menghormati Indonesia kesannya begitu di webnya dia tiba-tiba mengatakan akan memberikan gratis deskripnya, ini tak biasa bagi dunia peretasan," katanya.
Keanehan lainnya, tambahnya, bahasa yang digunakan oleh peretas, sebagaimana tulisan ataupun pengumuman yang dicantumkan di webseite milik kelompok Brain Chiper peretas PDNS 2 itu menggunakan bahasa Inggris tang terkensa bahasa Indonesia yang Diinggriskan.
"Kesannya bukan benar-benar orang keseharian gunakan bahasa Inggris, bahasa terkesan sangat Indonesia sekali, seakan kata perkata diterjemahkan, bukan menuliskan secara kalimat, ini makin mencurigkan ini Brain Chiper ini benar-benar dari luar agau sebenarnya dari lokak sehingga bahasa Inggrisnya itu kata-perkata," katanya.
(Khafid Mardiyansyah)