Gedung Putih Melacak Ancaman Iran Terhadap Donald Trump Selama Bertahun-tahun

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 17 Juli 2024 08:31 WIB
Gedung Putih melacak ancaman Iran terhadap Donald Trump selama bertahun-tahun (Foto: NDTV)
Share :

NEW YORK - Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa para pejabat keamanan AS telah melacak ancaman Iran terhadap mantan Presiden AS Donald Trump selama bertahun-tahun.

Ancaman-ancaman ini muncul dari keinginan Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan dengan serangan pesawat tak berawak terhadap Qassim Soleimani, komandan pasukan Quds Iran, di Irak pada tahun 2020.

“Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri sebagai prioritas tertinggi,” terangnya.

Namun dia menegaskan kembali bahwa penyelidikan belum mengidentifikasi hubungan antara Crooks dan ‘kaki tangan atau konspirator mana pun, baik asing maupun dalam negeri.

Pada tahun 2022, Departemen Kehakiman mengumumkan tuntutan pidana terhadap seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, dengan tuduhan bahwa dia mengatur rencana untuk membunuh Bolton.

Jaksa mengatakan rencana itu kemungkinan sebagai pembalasan atas pembunuhan Soleimani.

Sementara itu, misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut laporan itu tidak berdasar dan jahat, serta menambahkan bahwa Trump adalah penjahat yang harus dituntut dan dihukum di pengadilan.

Anthony Guglielmi, juru bicara Dinas Rahasia AS, mengatakan pihaknya dan badan-badan lainnya terus-menerus menerima informasi potensi ancaman baru dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan sumber daya, sesuai kebutuhan.

“Kami tidak dapat mengomentari ancaman spesifik apa pun, selain mengatakan bahwa Dinas Rahasia menanggapi ancaman dengan serius dan merespons dengan tepat,” ujarnya.

Tim kampanye Trump mengatakan mereka tidak mengomentari masalah keamanan dan merujuk pertanyaan BBC ke Dinas Rahasia.

Para pejabat mengatakan tidak ada hubungan yang diketahui antara dugaan rencana Iran dan upaya pembunuhan terhadap mantan presiden pada Sabtu (13/7/2024) di kampanye terbuka di Butler, Pennsylvania, AS.

Namun, pengungkapan bahwa keamanan telah diperketat menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana Thomas Matthew Crooks, 20, bisa memanjat sebuah gedung dan berada cukup dekat untuk menembak ke arah Trump.

Pertanyaan pun bermunculan tentang bagaimana petugas polisi dan agen yang bertanggung jawab atas unjuk rasa di tempat pekan raya Butler County, Pennsylvania, membiarkan Crooks begitu dekat.

Direktur Dinas Rahasia mengakui bahwa polisi setempat berada di dalam gedung sementara Crooks berada di atap gedung dan membidik Trump sejauh 130m (430 kaki).

CBS News, mitra BBC di AS, melaporkan tiga penembak jitu polisi setempat berada di dalam gedung dan melihat Crooks naik ke atap.

Departemen sheriff setempat merujuk pertanyaan BBC ke polisi negara bagian, yang mengatakan pihaknya tidak bertanggung jawab atas area di mana bangunan tersebut berada.

Seorang juru bicara kepolisian negara bagian mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya menyediakan "semua sumber daya" yang diminta oleh Dinas Rahasia, termasuk antara 30 hingga 40 tentara di dalam perimeter.

Presiden Joe Biden telah memerintahkan peninjauan independen mengenai bagaimana pria bersenjata itu nyaris membunuh Trump, dan Dinas Rahasia juga menghadapi penyelidikan dari Kongres.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya