Pada bulan Juni, pihak berwenang mengumumkan perpanjangan keringanan biaya operasional pelaku bisnis perhotelan selama dua tahun lagi. Mereka juga membatalkan usulan biaya pariwisata bagi pengunjung yang terbang ke negara tersebut.
Namun beberapa pemangku kepentingan khawatir bahwa infrastruktur negara ini mungkin tidak mampu memenuhi permintaan wisatawan.
“Jika semakin banyak orang yang datang, itu berarti negara secara keseluruhan harus menyiapkan sumber daya untuk menyambut mereka,” kata Kantapong Thananuangroj, presiden Asosiasi Promosi Pariwisata Thailand.
“Jika tidak, [para wisatawan] mungkin tidak akan terkesan dengan pengalaman yang mereka alami di Thailand dan kita mungkin tidak akan mendapat kesempatan kedua,” lanjutnya.
Chamnan Srisawat, presiden Dewan Pariwisata Thailand, mengatakan ia memperkirakan akan terjadi kemacetan lalu lintas udara karena jumlah penerbangan yang masuk mungkin tidak bertambah tepat waktu untuk memenuhi permintaan para pelancong.
Beberapa orang juga menyuarakan keprihatinan akan keselamatan setelah adanya rumor bahwa turis telah diculik dan dikirim melintasi perbatasan untuk bekerja di pusat penipuan di Myanmar atau Kamboja.
Penembakan fatal di pusat perbelanjaan paling terkenal di Bangkok tahun lalu juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengunjung.
(Susi Susanti)