Layanan BBC Bengali sejauh ini mengonfirmasi 19 kematian, 13 di antaranya terjadi pada Kamis (18/7/2024). Di antara korban tewas adalah seorang jurnalis Dhaka Times berusia 32 tahun.
Dikutip AFP, hari itu menjadi hari paling mematikan sejauh ini. Menurut penghitungan yang mengutip rumah sakit, total 32 orang tewas dalam protes tersebut.
Sheikh Hasina mengecam kematian pengunjuk rasa sebagai "pembunuhan" dalam penampilannya di televisi pada Rabu (17/7/2024), namun kata-katanya sebagian besar ditolak oleh penyelenggara protes, yang menolak tawaran pemerintah untuk melakukan pembicaraan.
“Pemerintah telah membunuh begitu banyak orang dalam sehari sehingga kami tidak dapat melakukan diskusi apa pun dalam situasi saat ini,” kata Nahid Iqbal, seorang pemimpin protes anti-kuota.
"Perdana Menteri meminta diakhirinya kekerasan dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menyerang mahasiswa dengan menggunakan kelompok partai pro-pemerintah dan polisi,” terang mahasiswa lainnya, Aleem Khan, 22 tahun, kepada BBC.
(Susi Susanti)