JAKARTA - Prajurit TNI dari Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) Tricakti baku tembak dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. Dalam baku tembak, tim pasukan elite yang tergabung dalam Satgas Madago Raya berhasil menghabisi dua anggota teroris.
Saat itu, tim evakuasi di lapangan dipimpin langsung Wapangkoopsgabsus Brigjen TNI Rafael Granada Baay. Jenderal Kopassus tersebut kini telah dimutasi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto sebagai Pangdam Jaya.
"Tiga hari sebelumnya tim evakuasi menghadapi banyak rintangan alam, medan dan cuaca yang sering berubah-ubah mulai dari TKP dan di sepanjang rute evakuasi," kata Rafael, dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Menurut dia, setelah berjibaku melewati lebatnya hutan dan mengubah rencana evakuasi dengan membuat rakit menyusuri beberapa arus sungai deras dan rangkaian air terjun di sekitar Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi,
Tim Evakuasi Koopsgabsus Tricakti pada pukul 14.30 WITA akhirnya berhasil membawa jenazah dua teroris Poso keluar dari tempat kejadian perkara (TKP).
"Kesulitan utama adalah beratnya medan karena vegetasi tumbuhan yang rapat serta banyaknya bebatuan besar di tebing sisi kiri dan kanan sungai, sehingga menyulitkan pasukan menembus rute yang dilewati," kata Rafael.
Koopsgabsus TNI saat itu kata Rafael, menurunkan dua Tim Tricakti dan satu Tim Chandraca, sejak Minggu (11/7) terus berupaya mengevakuasi jenazah.
Pada hari pertama, tim evakuasi hanya dapat bergerak sekitar 600 meter dari TKP menuju titik penjemputan "landing zone" darurat yang telah disiapkan.
Di hari kedua, Senin (12/7) dari pukul 06:00 WITA kembali dilanjutkan setelah sempat istirahat tadi malam karena terkendala cuaca hujan deras dan tidak ada jalan sehingga harus merintis rute baru keluar TKP.
Hari ketiga evakuasi, Selasa (13/7) pukul 07.00 WITA, tim evakuasi hampir berhasil mengangkat jenazah menggunakan Heli Caracal TNI AU, namun karena sempitnya medan serta lebatnya hutan menyulitkan manuver heli untuk "hover", dengan aman, bila dipaksakan akan sangat berisiko untuk keamanan alutsista.
Brigjen TNI Rafael yang mengkoordinir pergerakan evakuasi menginformasikan evakuasi yang melibatkan masyarakat kembali menemui kendala setelah sempat menggunakan rakit menyusuri sungai sepanjang hampir 500 meter dari posisi sebelumnya, ternyata di depan terdapat air terjun lebih 75 meter.
Akhirnya, tim evakuasi menurunkan jenazah menggunakan tali. Tim evakuasi berhasil menjangkau "landing zone" darurat yang aman untuk dilakukan pengangkatan jenazah menggunakan "hoist" dan "basket stretcher" dari pesawat Heli Super Puma dukungan operasi Koopsau II Makassar, yang diterbangkan oleh Pilot Mayor Pnb Budiyono dari Lanud Hasanudin Makassar.
Dua jenazah teroris Poso diberangkatkan dari Mayonif 714/SM ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng, langsung dipimpin Brigjen TNI Rafael.
Keberhasilan evakuasi jenazah teroris Poso tidak terlepas dari kerja sama semua pihak yang telah mencurahkan semua tenaga dan pemikiran pasca penyergapan serta penghormatan terhadap nilai kemanusiaan.
"Setelah melalui semua perjuangan berat tersebut kedua jenazah teroris berhasil di evakuasi, langsung diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilaksanakan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh Tim Inafis Satgas Madago Raya," tutup Rafael.
(Fahmi Firdaus )